MUI dan Rutan Gresik Rancang Pesantren Pasca Lapas, Upaya Tekan Residivisme Lewat Jalan Spiritual

oleh -154 Dilihat
WhatsApp Image 2025 10 22 at 07.55.09
Kepala Rutan Gresik Eko Widiatmoko silaturahim ke Kantor MUI Gresik. (Foto: Istimewa)

KabarBaik.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik bersama Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Gresik bersepakat menginisiasi pembentukan Pesantren Pasca Lapas. Program ini dirancang sebagai wadah pembinaan lanjutan bagi warga binaan yang telah bebas, agar tidak kembali terjerat dalam tindak pelanggaran hukum.

Inisiatif tersebut mencuat saat Kepala Rutan Gresik yang baru, Eko Widiatmoko, melakukan silaturahim ke Kantor MUI Gresik pada Selasa (21/10). Pertemuan itu disambut langsung oleh Ketua Umum KH. Ainur Rofiq Thoyyib beserta jajaran pimpinan MUI.

Eko mengatakan, kunjungan tersebut selain untuk mempererat sinergi kelembagaan, juga sebagai bentuk permohonan doa restu agar ia dapat menjalankan amanah barunya di Kota Santri dengan lancar. Ia menegaskan pentingnya keberlanjutan kolaborasi antara Rutan dan MUI yang selama ini telah berjalan baik, khususnya dalam pembinaan rohani warga binaan.

“Kami berharap kerja sama baik antara MUI dan Rutan Gresik ini terus dilanjutkan, agar pembinaan bisa berjalan maksimal. Sehingga setelah keluar dari Rutan, warga binaan bisa kembali ke jalan yang benar,” ujar Eko.

Ketua Umum MUI Gresik, KH. Ainur Rofiq Thoyyib, menegaskan bahwa MUI akan terus berkomitmen mendampingi warga binaan melalui Pesantren At-Taubah yang telah berdiri sejak 2016. Baginya, membina narapidana bukan sekadar program sosial, melainkan ladang ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi.

“Membina warga binaan di Rutan ini sama dengan ibadah, karena banyak yang meremehkan mereka. Maka tugas ini sangat mulia di sisi Allah, dan menjadi investasi akhirat bagi kita semua,” tutur Kiai Rofiq. Menurutnya, warga binaan telah dianggap sebagai santri, dan sebelum bebas diharapkan dapat berinteraksi kembali dengan MUI agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Sementara itu, Sekretaris Umum MUI Gresik, Makmun, mengungkapkan hasil evaluasi internal MUI terkait program bimbingan rohani di Rutan. Menurutnya, banyak mantan warga binaan yang kembali terjerat kasus hukum karena minimnya pembinaan pasca-bebas.

“Ada fenomena, banyak orang yang telah bebas akhirnya masuk lagi. MUI ingin membentuk Pesantren Pasca Lapas, agar mereka bisa kita bina dan berdayakan, sehingga tidak mengulang kesalahan yang sama,” ungkap Makmun.

Ide itu disambut positif oleh Kepala Rutan Gresik. Eko menilai, pendekatan spiritual yang dikombinasikan dengan pemberdayaan sosial adalah langkah strategis menekan angka residivisme. “Tugas kita bukan hanya sampai mereka bebas, tapi juga setelah bebas, agar jangan sampai masuk Rutan lagi. Nanti secara teknis bisa diwujudkan melalui MoU antara MUI dan Rutan Gresik,” katanya.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh jajaran MUI Gresik, di antaranya Nur Fakih (Ketua Bidang Dakwah, Penelitian, dan Pengembangan Masyarakat), Wahyani Ahmad (Ketua Bidang Seni, Budaya Islam, dan Remaja), Ali Sodikin, (Ketua Komisi Dakwah, Penelitian, dan Pengembangan Masyarakat), serta Rasyid Rasminto (Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat).

Rencana pembentukan Pesantren Pasca Lapas ini diharapkan menjadi model baru pembinaan sosial berbasis spiritual di Gresik—sebuah upaya yang tak hanya menambal luka sosial, tapi juga membuka ruang tobat dan pemberdayaan bagi mereka yang pernah terjatuh. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.