KabarBaik.co – KH. R. Abdus Salam selaku Pengasuh Pondok (Ponpes) Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo memberikan keterangan terkait ambruknya musala yang menimpa sejumlah santri pada Senin (29/9) malam.
KH Abdus Salam menjelaskan bahwa pembangunan musala itu sudah berjalan sekitar 9-10 bulan. Bangunan tiga lantai tersebut memiliki hall di bagian atas yang digunakan untuk kegiatan santri.
“Ini lantai yang terakhir yang dikerjakan. Pengecoran sejak pagi sudah dilakukan 4 jam pengecoran sudah selesai siang tadi sudah selsai,” ujarnya pada awak media saat di lokasi.
Ia menuturkan bahwa saat musala runtuh, masih ada santri yang berada di dalam bangunan. Sebagian lainnya tengah beristirahat di luar atau mengikuti kegiatan sekolah di lantai bawah. Seluruh santri yang berada di musala adalah santri putra.
Pengasuh ponpes mengaku tidak mengetahui secara pasti jumlah santri yang tertimpa reruntuhan. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak sedang memimpin salat Ashar di musala saat peristiwa terjadi.
“Saya kurang tahu berapa di sana, karena posisi saya tidak di sana,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihak pondok memutuskan menghentikan sementara seluruh kegiatan pesantren hingga kondisi benar-benar aman.
“Kami anggap ini sebagai takdir dari Allah. Kami minta semua wali santri dan santri bersabar menunggu proses evakuasi. Semoga diberi ganti oleh Allah yang lebih baik, diberi pahala yang tak bisa diutarakan, dan semoga tidak banyak korban,” pungkas KH Abdus Salam.(*)






