Perkuat Keamanan Program Makan Bergizi Gratis, BGN Latih Ribuan Penjamah Pangan di Gresik

oleh -100 Dilihat
66e4b0bb 8c95 4bc1 89cb 04922ff339e4
Bimtek Penjamah Makanan program Makan Bergizi Gratis di Hotel Aston Gresik. (Foto: Muhammad Wildan Zaky)

KabarBaik.co – Badan Gizi Nasional (BGN) memperkuat fondasi keamanan pangan di program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selama dua hari, 25–26 Oktober 2025, lembaga itu menggandeng Dinas Kesehatan kabupaten/kota dengan menggelar bimbingan teknis bagi 35.000 penjamah pangan di 38 kabupaten dan kota se-Pulau Jawa.

Agenda masif ini digelar serentak di beberapa titik pelatihan, termasuk di Hotel Aston Gresik untuk wilayah Jombang, Gresik dan Mojokerto, Minggu (27/10).

Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN Nurjaeni, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menjaga mutu pangan siap saji.

“Bimbingan teknis ini adalah wujud komitmen BGN bersama jajaran Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan keterampilan penjamah pangan. Tujuannya menghasilkan pangan siap saji yang aman dan bergizi, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” ujar Nurjaeni, Minggu (27/10).

Bimbingan teknis itu menyoroti materi kunci seperti pembersihan dan sanitasi peralatan, pemeliharaan lingkungan kerja, pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit, serta higienitas proses produksi pangan siap saji.

Intinya, memastikan setiap butir nasi dan lauk yang tersaji pada penerima manfaat program MBG bebas dari risiko cemaran biologis, kimia, maupun fisik.

Kasubag Tata Usaha KPPG Surabaya Ainun Ma’rifah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas penjamah pangan merupakan kunci utama menjaga mutu layanan MBG. Menurutnya, seluruh rantai proses dari pengadaan bahan, pengolahan, hingga pendistribusian harus memenuhi syarat laik higiene sanitasi.

“Kasus-kasus kerusakan makanan yang menyebabkan keracunan menjadi bahan evaluasi penting. Kami berharap peningkatan kualitas layanan MBG dapat menekan kasus hingga zero case,” ujar Ainun.

Dalam paparannya, Ainun menjelaskan bahwa pengawasan mutu pangan kini diperkuat melalui kerja sama BGN dengan Balai POM untuk melakukan rapid test food secara berkala. Uji cepat itu memastikan bahan pangan bebas dari kontaminan kimia, mikrobiologi, dan logam berat.

Selain itu, setiap penyedia layanan MBG diwajibkan memiliki sertifikasi halal, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai keagamaan sekaligus jaminan kepercayaan publik.

Transparansi juga menjadi perhatian. Setiap Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) kini dilengkapi CCTV di dapur produksi, berfungsi memantau seluruh aktivitas pengolahan agar sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Bukan hanya itu, pelatihan intensif bagi chef SPPG dijadwalkan pada minggu ketiga Oktober ini untuk memperkuat kompetensi teknis mereka dalam pengolahan makanan bergizi dan higienis.

Kepatuhan terhadap regulasi turut ditekankan lewat kewajiban memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Proses pendaftaran dilakukan di dinas kesehatan setempat maksimal satu bulan, disertai pembelajaran digital melalui Learning Management System (LMS) Plataran Sehat milik Kementerian Kesehatan. Ainun menilai langkah ini penting untuk memperkuat pemahaman petugas terhadap keamanan pangan dan gizi seimbang.

Dari aspek sarana, Ainun juga menyoroti pentingnya penggunaan filter air untuk SPPG non-PDAM, air galon untuk memasak, serta sterilisasi food tray dengan air panas bersuhu 80 derajat Celsius guna mencegah pertumbuhan bakteri patogen.

Setiap petugas pun diwajibkan mematuhi SOP dan segera melapor ke Koordinator Pokja Kecamatan (Kapokcam) atau Wilayah (Kapokwil) bila terjadi kendala di lapangan.

“Jika terjadi permasalahan di lapangan, petugas diwajibkan segera melaporkannya agar dapat ditangani secara cepat dan tepat,” ujarnya menegaskan.

Kegiatan bimtek ini juga turut menghadirkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sebagai pemateri. Dalam sesi materi bertajuk Keamanan Pangan Siap Saji, narasumber menjabarkan tiga unsur yang dapat membahayakan kesehatan, yakni biologi, kimia, dan fisik.

Unsur biologi kerap muncul dari bakteri pada makanan kaya karbohidrat dan protein seperti nasi, telur, dan daging. Karena itu, petugas diingatkan menggunakan celemek, masker, dan sarung tangan serta memastikan makanan dimasak hingga matang sempurna.

Dinas Kesehatan juga mengingatkan potensi kontaminasi silang, misalnya penggunaan pisau dan telenan yang sama antara bahan mentah dan matang, atau makanan yang didinginkan tanpa pelindung dari lalat dan debu.

Sumber cemaran kimia bisa berasal dari pestisida, asap rokok, atau bahan tambahan berlebihan seperti pewarna dan pengawet. Sedangkan cemaran fisik bisa berasal dari benda asing seperti rambut, staples, atau kuku yang tak sengaja masuk ke makanan.

Bagi BGN, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis. Ia adalah upaya membangun budaya baru dalam layanan publik: pangan yang aman, higienis, dan menghormati nilai-nilai masyarakat.

Seperti ditegaskan Ainun, kualitas gizi tidak cukup hanya diukur dari kandungan nutrisi, tetapi juga dari kejujuran dan tanggung jawab di balik setiap hidangan yang disajikan.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.