Petani Balongpanggang Sambat Kekeringan, DPRD Gresik Desak Normalisasi Waduk Gogor

oleh -442 Dilihat
e43bfa55 85f1 443b b822 ecd94548e2f1
Waduk Gogor di Desa Wonorejo, Kecamatan Balongpanggang, Gresik. (Foto: Andika DP)

KabarBaik.co – Memasuki musim kemarau, banyak petani di Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik mulai mengeluhkan kekeringan air untuk pengarian sawah. Keluhan ini pun sampai ke telinga anggota DPRD Gresik, Komsatun.

Komsatun menilai peran pemerintah pusat, provinsi dan daerah sangat diharapkan masyarakat untuk mengatasi permasalahan klasik saat musim kemarau ini. Betapa tidak, kekeringan membuat petani terancam gagal penen.

“Masalah kekeringan adalah ancaman nyata yang harus dihadapi oleh banyak orang khususnya para petani. Untuk itu pemerintah dituntut menyiapkan strategi antisipasi dan solusi, terutama bagi para petani,” kata Komsatun, kepada awak media, Rabu (22/5).

Politisi Partai Golkar itu pun mendesak pihak terkait untuk mencari jalan keluar, salah satunya dengan menormalisasi Waduk Gogor. Waduk yang sejak dulu menjadi nafas kehidupan bagi pertanian di wilayah Balongpanggang.

Seperti diketahui, Waduk Gogor sekarang mengalami pendangkalan. Di sisi lain, Sungai Kali Lamong mengering. Kondisi itu itu menyebabkan tekanan pada pasokan air berkurang.

Tidak heran, bahkan ada petani yang terpaksa memakai air PDAM untuk mengairi sawah. Atau lebih awal beralih fungsi tanam kangkung dan jagung. Itupun bagi mereka yang mempunyai modal.

Komsatun juga mendesak pemerintah untuk segera memberi bantuan atau solusi alternatif bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. Tentu saja, ini memerlukan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam mengatasi gagal panen saat musim kemarau.

Komsatun berharap dukungan dan koordinasi itu dapat membantu para petani dan masyarakat yang wilayahnya mengalami kekeringan.

“Dengan dukungan dan koordinasi yang tepat antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah, kita dapat memaksimalkan upaya bantuan dan mengantisipasi bencana kekeringan,” tutup Komsatun.

Seperti diberitakan, banyak petani di wilayah Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik terancam gagal panen. Hal ini disebabkan kondisi kemarau yang sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir.

Karena kategori sawah tadah hujan, petani menggantungkan kebutuhan air pertanian dari turunnya hujan. Namun, sebulan terakhir hujan tidak turun. Banyak lahan sawah yang mengering dan tanaman padi menguning mati.

Musim kemarau memang menjadi masalah klasik bagi para petani di Benjeng dan Balongpanggang. Kondisi ini membuat tanaman padi rusak dan terancam gagal panen. Para petani pun dihantui nestapa dan harap-harap cemas.

Nestapa ini seperti dialami Ajib Wibowo warga Desa Wahas, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. Ajib mengatakan, selama ini sawahnya mengandalkan air waduk. Hanya saja beberapa hari terakhir kondisi waduk mengalami kekeringan akibat sudah lama tidak turun hujan.

Alhasil, pengairan sawahnya pun terganggu. Tanaman padi yang notabene butuh banyak air, akibat kondisi ini tidak bisa tumbuh optimal. Tanaman menguning, rusak dan mati. “Kalau kondisinya seperti ini, kemungkinan besar gagal panen,” keluh Ajib Wibowo saat ditemui awak media di sawahnya, Rabu (15/5).

Ajib bahkan secara sengaja membasmi tanaman padinya karena sudah tidak ada harapan. “Terpaksa saya basmi tanaman padinya. Diganti tanaman lain yang tidak membutuhkan banyak air, rencananya setelah ini ditanami kangkung,” tambahnya.

Ia menaksir ada puluhan hektare sawah yang terancam gagal panen akibat kemarau tahun ini. Ajib dan para petani berharap ada solusi dari pemerintah terkait kondisi pertanian saat musim kemarau. Agar petani untung tidak buntung.

Salah satu yang diharapkan adalah pemerintah melakukan normalisasi atau pengerukan Waduk Gogor, Desa Wonorejo. Waduk ini memiliki peranan vital bagi pengairan sawah di wilayah Balongpanggang. Namun, saat ini waduk mengalami pendangkalan.

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.