KabarBaik.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu terus melakukan pengendalian terhadap penyakit kusta yang selama ini ditakuti masyarakat. Prevalensi kusta di Indonesia ternyata juga sudah menurun.
Koordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Susana Indahwati menyatakan, edukasi di tengah Masyarakat sangat diperlukan. Tujuannya untuk menghapus stigma kusta dan memberikan pemahaman bahwa penyakit tersebut bisa diobati dan tidak mudah menular.
Selain itu, lanjut Susana, juga diperlukan pemberdayaan pasien melalui dukungan emosional dan peningkatan keterlibatan sosial. Di Kota Batu tercatat prevalensi kusta pada 2024 lalu sebesar 0,09 per 10.000 penduduk.
“Nah, selama tahun 2024 dua pasien kusta berhasil menyelesaikan pengobatan lengkap selama 12 bulan tanpa mengalami peningkatan kecacatan. Lebih menggembirakan lagi, tidak ada kasus baru kusta yang ditemukan atau dilaporkan sepanjang 2024,” jelas Susana di Balaikota Among Tani, Kota Batu, Jumat (31/1)..
Tidak hanya itu, di tingkat nasional angka prevalensi kusta juga mengalami penurunan signifikan. Yaitu, satu 5,2 per 10.000 penduduk pada 1981 menjadi 0,9 per 10.000 penduduk pada 2000. Karena itu, tiga poin penting yang harus diketahui masyarakat mengenai penyakit kusta.
“Jadi, pengobatan yang tepat. Kedua, kusta tidak mudah menular dan tidak menyebar melalui sentuhan biasa. Ketiga, penderita kusta berhak atas kehidupan yang normal seperti orang lainnya,” ungkap Susana.
Susana menegaskan, Dinkes Kota Batu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kusta melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi. Kolaborasi erat antara pasien, keluarga, komunitas, dan pemerintah juga sangat diperlukan untuk menghapus stigma buruk tentang kusta.
“Dengan edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan yang lebih inklusif diharapkan masyarakat semakin memahami bahwa kusta bukanlah penyakit yang harus ditakuti,” tandasn Susana. (*)