Prihatin! Cinta Monyet Bocil Lamongan hingga Berujung Pembunuhan Sadis

oleh -1039 Dilihat
DARAH ILUSTRASI
Pembunuhan dengan korban dan pelaku pelajar bermotif asmara terjadi di Lamongan. (Ilsutrasi)

KabarBaik.co- Kasus pembunuhan dengan korban VP, 16, siswi salah satu SMK di Lamongan, pekan kemarin, hingga kini masih ramai diperbincangkan. Peristiwa ini sungguh memilukan sekaligus memprihatinkan. Betapa tidak. IA, si pelaku pembunuhan masih pelajar. Umurnya juga 16 tahun. Anak di bawah umur alias bocah cilik (bocil).

Dari keterangan pelaku di hadapan polisi, motifnya asmara. Karena masih bocil, tentu saja percintaaan itu adalah ’’cinta monyet’’. Pelaku sakit hati. Terbakar api cemburu. Lantas, IA melampiaskan emosinya. Memukul, membekap, hingga membenturkan kepala korban. Nyawa VP pun terenggut.

Informasi yang dihimpun KabarBaik.co, pada Kamis (9/1) malam, VP bersama teman-teman sekolahnya tiba kembali di Lamongan seusai mengikuti studi industri ke Jogjakarta. Jumat (10/1) pagi, VP berkirim kabar melalui WA ke gurunya. Tidak masuk sekolah karena kurang enak badan alias sakit.

Jumat sore, orang tuanya mendatangi sekolah. Menanyakan keberadaan VP. Sebab, dicari di kamarnya tidak ada. Pihak sekolah pun membantu mencari. Selain menanyakan ke teman-teman kelas atau sekolahnya, juga menyarankan agar pihak keluarga melaporkan ke pihak berwenang jika dalam 1×24 jam, VP tidak juga pulang ke rumah.

Satu-dua hari VP tak kunjung pulang. Sampai akhirnya pada Rabu (15/1) pagi, tersiar kabar penemuan mayat perempuan di sebuah warung kopi kosong. Kondisinya memprihatinkan. Wajahnya penuh luka. Tertindih kursi. Dugaan pembunuhan pun mengemuka. Betul. Dari hasil identifikasi kepolisian, mayat itu identik dengan VP yang dilaporkan hilang sejak Jumat pekan sebelumnya

Polisi bergerak cepat. Tidak sampai 24 jam, petugas berhasil membekuk pelaku IA di rumahnya. Dalam video yang beredar, IA menjelaskan kronologi peristiwa berdarah tersebut. ‘’Saya jemput di daerah Mireng (kawasan Sukodadi, Lamongan, Red). Jumat (10/1), jam satuan. Pakae motor Abu-abu, Shogun, punya bapak’’ ungkapnya.

Setelah itu, IA mengajak VP ke warung kopi di kawasan Made. Setelah masuk ke warung kosong itu, IA mengaku ngobrol dulu dengan korban VP. Dalam obrolan itu terjadilah percekcokan. Lalu, IA melakukan serangkaian tindak kekerasan. Menghantam mata korban, membungkam pakai jilbab dan celana pemilik warung. Tidak cukup itu, pelaku juga membenturkan kepala korban ke tembok, hingga menindih wajah VP dengan kursi dan meja.

Setelah memastikan VP tidak berdaya, IA lantas pulang ke rumah. Pelaku juga membawa handphone milik korban. Dia juga memakai HP tersebut. IA pun dengan terang menyebut melakukan pembunuhan karena cemburu. ‘’Sakit hati dengan orang Smaga itu,’’ungkapnya.

Dalam keterangannya di hadapan wartawan, Kapolres Lamongan AKBP Bobby A Condroputro mengungkapkan, pelaku dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002, serta Pasal 338 dan 340 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Perlu Dapat Atensi Bersama

Cinta seperti dialami IA itu termasuk cinta monyet. Istilah ini merujuk pada kisah percintaan yang didasari oleh obsesi. Biasanya dialami kalangan remaja atau anak di bawah umur, yang belum matang dalam berpikir dan bersikap. Istilah cinta monyet itu merujuk pada perilaku monyet. Bukan perilaku remaja bersangkutan seperti monyet, melainkan perasaan cintanya yang dianalogikan seperti perilaku monyet.

Monyet senang sekali berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Kondisi itulah yang kemudian menjadi analogi cinta di kalangan remaja. Sebab, biasanya cinta tersebut tidak berlangsung lama dan lekas pindah ke lain hati. Kisah percintaan remaja juga memiliki istilah lain dalam bahasa Inggris, yakni puppy love.

Merujuk buku How Do You Say It in English. Silvia (2013), puppy alias anak anjing melambangkan individu yang masih kecil atau berusia muda. Masih meraba dalam pencarian makna cinta. Jadi, penggunaan nama hewan dalam percintaan remaja ini lebih merujuk pada perilaku atau keawaman remaja dalam dunia percintaan, bukan menganalogikan manusia seperti hewan

Adapun ciri-ciri cinta monyet antara lain memiliki obsesi untuk mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis, sering curi-curi pandang kepada orang yang disukai, sering memikirkan orang yang disukai, merasa sangat bersemangat ketika bertemu dengan orang yang disukai, merasa takut kehilangan yang teramat sangat. dilakukan hanya untuk bersenang-senang.

Sikap Orang Tua

Menghadapi anak yang sedang mengalami cinta monyet butuh kebijaksanaan dan pengertian dari orang tua. Berikut beberapa cara menyikapi anak yang tengah mengalami fase ini yang disarikan dari beberapa literatur sehingga bisa menjadi pertimbangan:

Pertama, tetap tenang dan menerima. Jangan panik atau meremehkan. Reaksi berlebihan seperti panik, marah, atau meremehkan perasaan anak hanya akan membuatnya merasa malu dan enggan bercerita. Terima sebagai fase perkembangan. Cinta monyet adalah fase normal dalam perkembangan remaja. Anggap ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak tentang hubungan dan emosi.

Kedua, menjadi pendengar yang baik. Ajak anak berbicara. Tanyakan tentang perasaannya dengan nada yang ramah dan suportif. Dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi. Hindari interogasi. Jangan mencecar anak dengan pertanyaan yang membuatnya merasa diinterogasi. Biarkan ia bercerita dengan nyaman.

Ketiga, validasi perasaannya. Katakan bahwa wajar baginya untuk merasakan perasaan tersebut. Ini akan membuatnya merasa dipahami dan diterima. Contohnya, “Ibu/Ayah, mengerti kamu sedang merasa senang dengan temanmu itu. Wajar kok merasakan hal itu.”

Berikan nasihat dan edukasi. Jelaskan tentang cinta yang sehat. Ajarkan anak tentang perbedaan antara suka, kagum, dan cinta yang sesungguhnya. Tekankan pentingnya rasa hormat, kepercayaan, dan komunikasi dalam sebuah hubungan. Bahas tentang Batasan. Ajarkan anak tentang batasan-batasan dalam pertemanan dan hubungan, termasuk sentuhan fisik yang pantas dan tidak pantas.

Prioritaskan pendidikan dan pengembangan diri pada anak. Ingatkan anak bahwa pendidikan dan pengembangan diri tetaplah prioritas utama. Cinta monyet seharusnya tidak mengganggu kegiatan belajar dan aktivitas positif lainnya. Berikan contoh yang baik. Tunjukkan contoh hubungan yang sehat dan harmonis dalam keluarga. Ini akan menjadi referensi bagi anak dalam membangun hubungan di masa depan.

Keempat, pantau pergaulan anak dengan bijak. Kenali teman-temannya. Berusaha mengenal teman-teman anak akan membantu memahami lingkungannya dan pergaulannya. Tetapkan batasan yang wajar. Berikan kebebasan yang sesuai dengan usia anak, namun tetap dengan pengawasan yang bijak. Komunikasi terbuka. Jalin komunikasi yang terbuka dengan anak agar ia merasa nyaman untuk bercerita tentang pergaulannya.

Kelima, hindari reaksi yang negatif. Hindari melarang secara paksa. Melarang anak untuk bertemu atau berhubungan dengan seseorang secara paksa, justru dapat membuatnya semakin penasaran dan memberontak. Hindari mengolok-olok atau menggoda. Sebab, mengolok-olok atau menggoda anak tentang cinta monyetnya dapat membuatnya merasa malu dan tidak nyaman. Selain itu, jangan membanding-bandingkan. Hindari membanding-bandingkan anak dengan orang lain, terutama dalam hal hubungan.

Namun, setiap anak memiliki keunikan. Jadi, pendekatan yang digunakan mungkin perlu disesuaikan dengan karakter dan kepribadian anak. Yang jelas, kesabaran dan pengertian adalah kunci utama dalam menghadapi fase ini.

Jalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak agar ia merasa nyaman untuk bercerita dan meminta nasihat. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membimbing anak melewati fase cinta monyet dengan bijak dan membantu mereka belajar tentang hubungan yang sehat. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.