Puncak Harlah ke-102 NU di Gresik, Gus Ipul Serukan Refleksi Seabad Perjuangan Ulama

oleh -197 Dilihat
8e3ed124 6715 431c a15f 981f12673681
Menteri Sosial sekaligus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf saat hadiri puncak resepsi peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid KH Robbach Ma’sum, Balongpanggang, Gresik. (Foto: Ist)

 

KabarBaik.co – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Syaifullah Yusuf, menghadiri puncak resepsi peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid KH Robbach Ma’sum, Islamic Center Balongpanggang, Kabupaten Gresik, pada Sabtu (22/2).

Dalam kesempatannua, pria yang juga menjabat Menteri Sosial itu menyerukan refleksi atas perjuangan para ulama dalam membangun NU selama lebih dari satu abad.

kabarbaik lebaran

Acara yang mengusung tema “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat” ini dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif, Wakil Rois Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Abdul Matin, Ketua DPRD Kabupaten Gresik Syahrul Munir; Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Gresik Mulyadi, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Gresik.

Dalam pidatonya, Saifullah Yusuf mengajak warga NU untuk merenungkan kembali perjalanan organisasi ini sejak didirikan pada 1926 oleh para ulama dengan semangat menjaga ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.

Gus Ipul, sapaannya, menegaskan bahwa NU lahir tanpa campur tangan penguasa, tetapi murni atas keikhlasan dan ketakwaan para alim ulama.

“Mari kita bayangkan bagaimana kondisi NU 100 tahun yang lalu. Para alim ulama penuh ketakwaan dan ketulusan dalam perjuangan. Mereka mendirikan NU tanpa campur tangan pejabat, murni demi menjaga ajaran Ahlussunnah wal Jamaah,” ungkapnya, Sabtu (22/2).

Lebih lanjut, Syaifullah Yusuf menekankan bahwa generasi muda memiliki peran krusial dalam meneruskan perjuangan para kiai dan ulama. Ia berpesan agar nilai-nilai NU tetap dijadikan pedoman dalam menjalankan roda pemerintahan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

“NU lahir di tengah penjajahan, menjadi benteng perjuangan umat dan kebangkitan bangsa. Sebagai santri, kita adalah penerus perjuangan para ulama. Kita harus berpegang teguh pada nilai-nilai yang diajarkan para kiai,” tegasnya.

Peringatan Harlah ke-102 NU ini menjadi momentum bagi warga Nahdliyin untuk kembali menguatkan komitmen dalam membangun umat dan bangsa. Melalui semangat kebersamaan, NU diharapkan terus berperan dalam menciptakan kemaslahatan bagi Indonesia di masa depan.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.