KabarBaik.co – Ratusan mahasiswa PSDKU UB Kediri menggeruduk gedung DPRD Kota Kediri dengan membawa sejumlah tuntutan terkait pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto pada Rabu (19/2).
Presiden Eksekutif Keluarga Mahasiswa (EKM) PSDKU UB Kediri Ghiffari Ernan Ramadhan, mengatakan aksi ini menuntut pembatalan inpres tentang efisiensi perbelanjaan yakni pemotongan APBD dan APBN.
Para mahasiswa mengaku keberatan sebab sejauh ini pemotongan anggaran dirasa tidak tepat sasaran karena banyak proyek besar yang tidak berguna.
Terlebih yang dipotong anggarannya terkait sektor pendidikan dan kesehatan. Apalagi kedua sektor tersebut bukan menjadi prioritas.
“Seharusnya pendidikan dan kesehatan saat ini adalah prioritas utama, karena dimana harusnya masyarakat Indonesia itu wajib atau bisa mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya pun kesehatan seperti itu,” katanya.
Ratusan mahasiswa juga melakukan demo dengan aksi tiarap yang menandakan sejauh ini belum ada perubahan atas kepemimpinan kabinet merah putih itu.
“Di mana rasa-rasanya jika memang tidak ada perubahan lagi, kita sudah benar-benar masuk di Indonesia gelap atau Indonesia terancam karena setelah dilantiknya Pak Prabowo belum ada kebijakan atau kepentingan yang memang menguntungkan masyarakat,” ungkapnya.
Ghiffari juga menyebut jika inpres ataupun putusan dari kabinet yang gemuk dengan susunan menteri yang tidak jelas menambah ketidakjelasan negara.
“Mulai dari pajak naik, contoh kemarin dikasih elpiji kelangkaan bahkan sampai di berita ada dari masyarakat Indonesia yang meninggal dunia karena mengantri gas elpiji,” imbuhnya.
Ia mengancam akan turun kembali dengan membawa lebih banyak massa apabila besok atau sampai lusa belum ada konfirmasi dari tuntutan tersebut.
Sementara itu, Sudjono Teguh Widjaja, perwakilan dari DPRD Kota Kediri mengaku akan mengirim tuntutan para mahasiswa serta akan bertanya ke pimpinan.
“Kalau njenangan tanya saya tanggapan Itu kita nanti tanya pimpinan kita punya pimpinan mas. Intinya akan diteruskan ke DPR RI, jadi hari ini atau besok biar mahasiswanya ada surat terima tuntutan itu,” pungkasnya. (*)