Resmikan Gedung Laboratorium Baru, Pemkot Mojokerto Terapkan 6 Pilar Transformasi Kesehatan

oleh -345 Dilihat
9f5c5082 749e 4602 9a3b f770efd5a9f1
Peresmian Gedung Laboratorium BSL 2 Kota Mojokerto. (Foto; Alief W)

KabarBaik.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto telah menerapkan enam pilar transformasi kesehatan dalam melayani masyarakat di semua fasilitas kesehatan. Enam pilar ini sesuai dengan intruksi yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI.

Enam pilar tersebut yakni meliputi transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem kesehatan masyarakat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan yang terakhir adalah transformasi digital.

Dalam penerapan transformasi kesehatan juga meresmikan Gedung Lab. BSL 2 serta Launching Labkesmas ILP dan Gayatri ILP SATU SEHAT di Labkesda Kota Mojokerto, Jalan Benteng Pancasila, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto pada Rabu (2/10), yang dihadiri langsung Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang Sumiwi.

Sebagai informasi Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) dapat dilakukan pengujian mikroba dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), dan kultur bakteri sesuai standar, disamping pemeriksaan laboratorium klinik, mikrobiologi dan kimia sehingga keamanannya lebih terjamin.

Pj Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro menyebut transformasi kesehatan yang telah diterapkan di Kota Mojokerto secara statistik terlihat dalam tingginya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diangka 80,90 serta angka harapan hidup telah mencapai 74.

“Pemkot Mojokerto saat ini sudah ada 6 Puskesmas, 11 Puskesmas pembantu dan 170-an posyandu. Ini adalah resource kita untuk memberikan pealayan kesehatan bagi masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya outputnya adalah bagaimana peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat yang ada di Kota Mojokerto meningkat secara bertahap dan berkelanjutan. Lebih lanjut sosok yang akrab disapa Mas Pj ini menuturkan Kota Mojokerto telah meraih Universal Health Coverage (UHC) Award kategori utama yang merupakan ikhtiar bahwa kesehatan itu sesuatu yang utama dalam menghadapi Indonesia emas 2045.

“Integrasi Layanan Primer dengan pendekatan pemantauan wilayah setempat, kader-kader di bawah kita gerakkan, supaya jangan sampai ada satu masyarakatpun yang tidak mendapat layanan kesehatan, prinsipnya no one left behind,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang Sumiwi menyampaikan masyarakat seharusnya tidak hanya sekedar hanya mendapat pelayanan kesehatan seperti itu saja tetapi juga mendapatkan layanan kesehatan yang benar-benar dipastikan berkualitas.

“Meskipun rumah sakitnya bisa operasi jantung, bisa pasang cathlab, tapi kita tidak ingin masyarakat tidak sampai sakit. Itulah mengapa di Pustu, puskesmas dan kader harus keliling terus karena kita ingin mencegah, dengan pendekatan kemanusiaan masyarakat jangan sampai sakit dengan kamoanyekan pola hidup sehat,” tuturnya.

Dengan telah berjalannya pelayanan kesehatan di Kota Mojokerto, ia meminta agar peningkatan hasil atau yang biasa disebut continuum of care, yakni satu orang harus tuntas masalah kesehatannya.

“Kami ingin Kota Mojokerto bisa mendemonstrasikan masalah kesehatan dengan tuntas, jangan sampai sudah terdeteksi, masalahnya tidak tuntas. Dan ini sangat potensial dilaksanakan di Kota Mojokerto karena telah ada GAYATRI,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Alief W
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.