Sampoerna Academy dan BRIN Gelar STEAM Expo 2025, Dorong Inovasi Green Technology di Kalangan Generasi Muda

oleh -477 Dilihat
IMG 20250221 WA0038
(Ki-ka) Anushia Senthevadivel, Principal Sampoerna Academy Surabaya GP Campus; Dr. Mustafa Guvercin, Director of Sampoerna Academy; Fariz Maulana Noor, Junior Researcher of Hydrodynamic Technology Research Centre BRIN Surabaya; Matshidiso Makena - STEAM Coordinator Sampoerna Academy

KabarBaik.co – Sampoerna Academy kembali membuktikan komitmennya dalam memajukan pendidikan berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) melalui penyelenggaraan STEAM Expo 2025. Berfokus pada tema green technology and sustainability, acara ini berlangsung serentak di seluruh kampus Sampoerna Academy pada 21-22 Februari 2025. Untuk pertama kalinya, STEAM Expo 2025 menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai mitra strategis.

Anushia Senthevadivel, Principal Sampoerna Academy Surabaya GP Campus, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong siswa untuk berkolaborasi menciptakan solusi inovatif yang relevan dengan permasalahan dunia nyata.

“Acara ini memberikan ruang bagi anak-anak untuk bekerja sama dan menghasilkan inovasi yang menjawab tantangan nyata. Kami membimbing mereka untuk membuat perencanaan dan menilai apakah proyek mereka layak dikembangkan lebih jauh. Bahkan, dalam beberapa kasus, orang tua turut mendukung dengan pendanaan,” jelas Anushia saat ditemui di sela-sela STEAM Expo 2025, Jumat (21/2).

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa STEAM Expo telah menjadi agenda tahunan Sampoerna Academy sejak 2018 dan terus berkembang. Tahun ini menjadi spesial karena adanya kolaborasi dengan BRIN untuk memperluas dampak riset siswa ke tingkat lebih tinggi.

Fariz Maulana Noor, Junior Researcher dari Hydrodynamic Technology Research Centre BRIN Surabaya, mengapresiasi inisiatif Sampoerna Academy dalam menggelar acara ini. Menurutnya, STEAM Expo mampu mendorong generasi muda untuk tidak hanya mengenal dunia riset, tetapi juga menikmatinya.

“Kami sangat mendukung acara seperti ini. BRIN siap membantu siswa dengan pembimbingan, baik dalam penyusunan proposal riset hingga pendampingan teknis. Harapannya, ini menjadi kolaborasi yang memperkuat dunia riset di Indonesia sekaligus menggairahkan minat siswa, khususnya pemula, untuk menjelajahi dunia penelitian,” ujar Fariz.

Beberapa karya siswa yang dipamerkan di STEAM Expo 2025, seperti piring ramah lingkungan dari limbah plastik, dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan ke skala industri. Fariz menekankan pentingnya efisiensi dalam inovasi.

“Yang menjadi perhatian utama adalah efisiensi, bukan sekadar mahalnya bahan atau teknologinya. Misalnya, produk dari limbah plastik ini bisa dikembangkan untuk pelatihan masyarakat, seperti ibu rumah tangga, agar limbah sekitar dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomis,” jelasnya.

Melalui STEAM Expo 2025, Sampoerna Academy dan BRIN berharap dapat menggandeng lebih banyak pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk mendukung pengembangan inovasi siswa.

“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak harus mahal, tetapi dapat memberikan dampak besar dengan biaya produksi yang terjangkau,” tutup Fariz.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas, tetapi juga memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, penelitian, dan masyarakat. Sampoerna Academy dan BRIN optimis bahwa kolaborasi ini akan membawa dampak positif bagi pengembangan teknologi hijau dan keberlanjutan di Indonesia.

Dalam STEAM Expo 2025 yang diadakan di Sampoerna Academy Grand Pakuwon Campus, terdapat beberapa proyek STEAM karya siswa yang menjadi sorotan utama serta sejalan dengan fokus yang diterapkan yakni teknologi hijau dan berkelanjutan. Pertama, ada Zero Hunger: Frankenstein karya Darryl Marshall, I Gede Arjuna, dan Jennifer Natalie dari Grade 8B, orang-orangan sawah yang menggunakan sistem solar dan aktivasi suara untuk menggantikan peran pestisida untuk membasmi serangga dan hama.

Kemudian, ada Terracotta Air Cooler karya Sophia, Sabina, dan Rory dari Grade 4B. Pendingin buatan ini menggunakan tanah liat untuk menyerap panas dari luar, sehingga membuat udara sekitar menjadi lebih sejuk. Terakhir, Aireen Angelie, Alysia Kanaya, Nadifah Azizah, dan Amadeus Isaac dari Grade 6B menciptakan 3-in-1 Tree. Proyek ini memanfaatkan mikroalga untuk menghasilkan oksigen lingkungan sekitar, yang disebut-sebut 10-50 kali lebih efektif daripada pohon. Bahkan, proyek ini bisa digunakan sebagai lampu jalanan sekaligus tempat duduk di taman.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.