Smelter PT Freeport di Gresik Terbakar, Padahal Diproyeksikan Hasilkan 50 Ton Emas Per Tahun

oleh -2460 Dilihat
smelter gresik
Tangkapan layar video kebakaran smelter Freeport Indonesia di KEK JIIPE, Gresik, pada Oktober 2024 lalu. (Foto: Ist)

KabarBaik.co- Insiden kebakaran hebat terjadi di area smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Manyar, Kabupaten Gresik, Jatim, Senin (14/10) petang. Belum ada keterangan terbuka kronologi kejadian tersebut. Hanya, dilaporkan bahwa si jago merah telah berhasil dikendalikan dan tidak ada korban jiwa.

Smelter PTFI di kawasan tersebut belum lama diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Belum genap sebulan. Tepatnya, baru 23 September 2024 lalu. Namun, ternyata kobaran api telah mengamuk. Sejauh ini, belum ada keterangan berapa prakiraan jumlah kerugiaan yang ditimbulkan.

Yang jelas, sebelumnya smelter PTFI itu disebut-sebut sebagai perusahaan tembaga terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia. Dihimpun dari sejumlah sumber, Smelter itu diproyeksikan akan mengolah sebanyak 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga.

Selain itu, dari pabrik yang sahamnya mayoritas kini telah dikuasai Pemerintah RI itu juga menghasilkan sebanyak 50 ton emas, dan sebanyak 220 ton perak per tahun.

Kendati demikian, pembeli katoda tembaga dari dalam negeri, kabarnya masih bersifat ’’omon-omon’’ atau baru wacana alias belum konkret. Padahal, investasi untuk membangun smelter terbesar itu mencapai Rp 56 triliun.

Sementara itu, untuk menyerap 50 ton emas yang akan dihasilkan, kabarnya PTFI sudah mendapatkan pembeli. Salah satunya PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Namun, tidak semua atau hanya berkisar 20 ton saja. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.