KabarBaik.co – Menjawab tantangan tingginya biaya logistik dan kemacetan jalur darat, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) berhasil mencatatkan sejarah baru dengan melayani pengangkutan ekspor multimoda perdana. Langkah strategis ini mengintegrasikan moda kereta api dan kapal laut, membuka jalur logistik yang lebih cepat, hemat, dan ramah lingkungan bagi produk-produk Jawa Tengah.
Pengiriman bersejarah ini dilaksanakan pada Kamis (23/10). Rantai pasok dimulai dari Stasiun Semarang Tawang, di mana komoditas industri asal Jawa Tengah dimuat ke gerbong kereta api. Muatan tersebut kemudian diangkut menuju Stasiun Surabaya Benteng, dan barulah dilanjutkan dengan pengiriman truk menuju Terminal Teluk Lamong untuk proses pemuatan ekspor ke kapal tujuan berbagai negara di Asia.
Skema multimoda ini merupakan hasil kolaborasi solid antara operator angkutan multimoda, PT Bintang Laut Platinum, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Terminal Teluk Lamong, dan perusahaan pelayaran OOCL Shipping.
Model transportasi terintegrasi ini terbukti jauh lebih efisien dibandingkan mekanisme konvensional yang mengandalkan truk dari Semarang ke Surabaya secara keseluruhan. Dari sisi administrasi, seluruh dokumen kepabeanan ekspor (PEB, NPE, BL, dan Customs Manifest) telah diselesaikan di Kantor Bea dan Cukai (KPPBC) Tanjung Emas, Semarang, dengan pengawasan lanjutan dari KPPBC Tanjung Perak di Pelabuhan Surabaya Teluk Lamong. Keunggulan ini memastikan bea keluar dan devisa hasil ekspor tetap tercatat di daerah asal, menjamin kontribusi ekonomi lokal.
Iko Sukma Handriadianto, Direktur Operasi PT Bintang Laut Platinum, yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Logistik dan Multimoda DPW ALFI Jawa Timur, menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin.
“Terima kasih kepada Tim KPPBC Tanjung Perak dan Tim Terminal Teluk Lamong atas dukungannya. Kegiatan perdana ini sungguh luar biasa, membuktikan bahwa Pelabuhan Surabaya kini berfungsi sebagai hub port internasional yang mampu mengintegrasikan transportasi dengan skema single document antarwilayah dan antarnegara,” ujar Iko, Selasa (28/10).
Senada dengan itu, Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menegaskan bahwa skema multimoda hadir sebagai solusi nyata bagi para eksportir, terutama yang berlokasi jauh dari sentra pelabuhan.
“Multimoda adalah jawaban logistik terintegrasi. Selain mampu menekan biaya dan mempercepat waktu tempuh, model ini memastikan kepatuhan optimal terhadap ketentuan kepabeanan,” jelas David.
Lebih dari sekadar efisiensi biaya, David menambahkan bahwa dampak positif dari perpindahan moda angkut ini menyentuh aspek lingkungan. “Kami juga berkontribusi nyata pada keberlanjutan lingkungan. Dengan mengalihkan sebagian besar muatan kargo ke kereta api, kita mengurangi beban lalu lintas di jalan raya serta menurunkan emisi kendaraan angkutan. Ini adalah peningkatan efisiensi logistik sekaligus langkah nyata menuju transportasi hijau,” pungkasnya.








