KabarBaik.co- Polda Jatim telah mengungkap hasil pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaan Rachmad Tri Hardianto alias Antok. Ia adalah tersangka tunggal pembunuhan sadis dengan memutilasi tubuh korban Uswatun Khasanah. Lalu, memasukkan potongan tubuh korban itu ke dalam koper. Hasilnya, pemuda 32 tahun asal Tulungagung itu disebut psikopat narsistik.
Lantas, apa ciri-ciri psikopat narsistik itu? Dikutip dari buku Hare, R.D. (1991), The Hare Psychopathy Checklist-Revised, dan American Psychiatric Association, (2013), Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, serta Kernberg O. F. (1975), Borderline Conditions and Pathological Narcissism, ada beberapa ciri orang berkepriadian psikopat narsistik tersebut.
Pertama, kurangnya empati. Individu bersangkutan tidak mampu memahami atau peduli terhadap perasaan orang lain dan cenderung mengabaikan dampak negatif dari tindakannya terhadap orang lain.
Kedua, manipulatif. Individu bersangkutan menggunakan pesona, kecerdasan, atau penampilan untuk memengaruhi orang lain demi keuntungan pribadi. Selain itu, pandai berbohong dan menciptakan narasi yang menguntungkan dirinya.
Ketiga, grandiositas (rasa superioritas). Ia memiliki pandangan yang berlebihan tentang diri sendiri, merasa lebih unggul, berbakat, atau istimewa dibandingkan orang lain. Lalu, sering membanggakan pencapaian atau kemampuan diri, bahkan dibesar-besarkan.
Keempat, kebutuhan akan pujian dan pengakuan. Individu bersangkutan selalu mencari pujian dan validasi dari orang lain untuk mempertahankan citra diri yang berlebihan. Mudah tersinggung atau marah jika tidak diakui atau dipuji.
Kelima, egosentris. Ia hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain, menganggap dirinya sebagai pusat perhatian dan merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus.
Keenam, impulsivitas dan kurangnya kontrol diri. Ia bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, cenderung mengambil risiko yang tidak perlu untuk mencapai tujuan pribadi.
Ketujuh, tidak merasa bersalah atau menyesal. Individu bersangkutan tidak memiliki penyesalan atas tindakan yang merugikan orang lain, cenderung menyalahkan orang lain atau situasi untuk kesalahan yang mereka lakukan.
Kedelapan, hubungan yang eksploitatif. Memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi, baik secara emosional, finansial, atau sosial. Selain itu, tidak mampu membangun hubungan yang tulus atau saling menguntungkan.
Kesembilan, pesona superfisial. Yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk tampil menarik dan karismatik, terutama di awal pertemuan. Namun, pesona ini sering digunakan sebagai alat manipulasi.
Kesepuluh, aresivitas dan kekerasan. Dalam Beberapa kasus, individu bersangkutan dapat menunjukkan perilaku agresif atau kekerasan jika merasa terancam atau tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Kemudian, tidak ragu untuk merugikan orang lain demi mencapai tujuan.
Sebetulnya, ada perbedaan antara narsisisme atau psikopati murni. Narsisisme murni lebih fokus pada kebutuhan akan pujian dan pengakuan, tetapi tidak selalu manipulatif atau antisosial. Sedangkan psikopati murni, lebih fokus pada manipulasi, impulsivitas, dan perilaku antisosial, tetapi tidak selalu memiliki rasa superioritas yang berlebihan.
Nah, psikopat narsistik merupakan gabungan kedua sifat tersebut, yaitu menciptakan individu yang sangat manipulatif, egois, dan tidak peduli dengan orang lain. Contoh perilaku seorang psikopat narsistik dalam lingkungan kerja, misalnya, ia mungkin akan memanipulasi rekan kerja untuk mendapatkan promosi, sambil merendahkan orang lain dan merasa dirinya paling berhak.
Dalam hubungan pribadi, mereka mungkin menggunakan pesona untuk menarik perhatian, tetapi kemudian menjadi dingin dan eksploitatif setelah mendapatkan apa yang diinginkan. (*)