KabarBaik.co – Tidak semua orang berani meninggalkan pekerjaan tetap demi mengejar hobi. Namun hal itu justru menjadi titik balik kesuksesan bagi Nuzulul Romadhiyah, warga Dusun Sambong Santren, Desa Sambong Dukuh, Jombang.
Perempuan 38 tahun itu memilih mengundurkan diri setelah 13 tahun menjabat sebagai kepala toko. Keputusan besar tersebut diambil demi menekuni hobi membuat kerajinan hantaran pernikahan, yang kini menjadi sumber penghasilan utamanya.
“Setelah 13 tahun jadi kepala toko, rasanya saya ingin punya dunia yang saya cintai. Membuat hantaran itu bukan cuma soal uang, tapi ada kepuasan batin di situ,” ujar Nuzulul saat ditemui KabarBaik.co, Selasa (21/10).
Usaha kreatif Nuzulul bermula pada 2017, saat seorang temannya yang akan menikah mengeluhkan sulitnya mencari hantaran di Jombang. Tanpa pengalaman, Nuzulul menawarkan diri untuk membuatkan.
“Waktu itu saya hanya bermodal keberanian dan bahan seadanya. Tapi ternyata teman saya suka dengan hasilnya. Dari situ saya coba unggah ke media sosial pribadi, eh malah banyak yang tertarik dan pesan,” kenangnya.
Sejak saat itu, pesanan mulai berdatangan. Awalnya ia kerjakan di sela-sela kesibukan bekerja, namun seiring bertambahnya order, ia kewalahan membagi waktu. Pada akhirnya, Nuzulul memilih mundur dari pekerjaannya dan fokus mengembangkan bisnis dari rumah.
Dari ruang tamu rumahnya yang sederhana, Nuzulul kini menerima beragam pesanan mulai dari hantaran pernikahan, mahar, buket wisuda, hingga souvenir. Semuanya dikerjakan sendiri, tanpa bantuan karyawan dan tanpa pelatihan formal.
“Kalau dibilang capek, pasti. Tapi kalau hal yang kita sukai, cintai, bisa membawa rezeki dan dinikmati, insyaallah capek itu jadi berkah,” ucapnya.
Setiap bulan, pesanan terus mengalir dari berbagai daerah. Tak hanya dari Jombang, tapi juga Bojonegoro, Nganjuk, hingga Merauke, Papua. Saat musim pernikahan, pesanan bisa naik hingga 50 persen.
Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 250 ribu untuk paket sederhana, hingga Rp 1,5 juta untuk set eksklusif. Dari usahanya itu, Nuzulul kini mampu meraup omzet belasan juta rupiah setiap bulannya.
Salah satu pelanggan, Yuanta Pangestu, mengaku puas dengan hasil kerajinan tangan Nuzulul.
“Saya pesan buket wisuda dan cuma butuh tiga jam sudah selesai. Hasilnya rapi banget, sesuai permintaan, dan harganya juga bersahabat,” katanya.
Bagi Nuzulul, kunci sukses usahanya ada pada keuletan, semangat belajar, dan memahami kebutuhan pelanggan.
“Setiap pasangan punya tema dan selera berbeda. Tantangannya di situ, bagaimana tetap menjaga kualitas tapi juga bisa cepat dan tepat waktu,” tuturnya.
Kini, Nuzulul tak hanya mandiri secara finansial, tapi juga mampu membantu ekonomi keluarga. Ia membuktikan bahwa hobi yang dijalani dengan sepenuh hati bisa menjadi ladang rezeki.
“Dulu saya ragu meninggalkan pekerjaan lama, tapi sekarang saya bersyukur. Dari hobi yang saya cintai, saya bisa mandiri dan membantu ekonomi keluarga,” pungkasnya. (*)