Tradisi Atur Pingsungsung, Warga Tulungrejo Kota Batu Arak Hulu Bekti Sebagai Wujud Syukur

oleh -256 Dilihat
WhatsApp Image 2025 07 13 at 12.21.03
Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, bersama pemangku adat menaruh air bercampur lima dusun. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, menggelar tradisi Atur Pingsungsung menjelang acara selamatan desa. Tradisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Merti Bumi atau sedekah bumi yang dipusatkan pada Minggu (13/7), sebagai bentuk syukur atas karunia alam dan kesehatan.

Atur Pingsungsung dalam bahasa Jawa berarti memberikan hadiah. Dalam tradisi ini, warga dari lima dusun di Desa Tulungrejo yakni Dusun Kekep, Gondang, Gerdu, Junggo, dan Wonorejo, membawa hulu bekti atau seserahan berupa hasil bumi dan ternak ke Balai Desa Tulungrejo.

Dengan mengenakan pakaian adat Jawa, warga mengarak beragam hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, hingga ayam hidup. Mereka berkumpul di Lapangan Arjuna sebelum berjalan menuju balai desa. Arak-arakan ini turut dimeriahkan dengan penampilan dua penari tradisional yang menyambut kedatangan warga di depan Balai Desa Tulungrejo.

Kepala Desa Tulungrejo, Suliono, menjelaskan bahwa Atur Pingsungsung merupakan tradisi turun-temurun sebagai bentuk sedekah kepada bumi. Hulu bekti yang dikumpulkan akan dimasak dan disajikan dalam prosesi tasyakuran selamatan desa.

“Sesungguhnya Atur Pingsungsung adalah tradisi di mana warga mengusung bahan untuk selamatan desa. Hasil bumi ini merupakan bentuk sedekah dari warga, dan seserahan ini harus berasal dari hasil bumi Desa Tulungrejo,” ujar Suliono.

Sebelum prosesi Atur Pingsungsung, warga lebih dulu melakukan pemasangan tarub agung, pembuatan jenang suro, dan pemasangan cok bakal sebagai tanda dimulainya rangkaian ritual adat. Suliono menyebutkan, selamatan desa rutin digelar rutin di Bulan Suro.

Pemangku adat Dusun Junggo menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya Jawa yang terus dijaga selama 12 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Kepala Desa Suliono.

“Kalau dulu selamatan desa digelar bergilir per dusun. Sekarang tiap dusun tetap mengadakan, dan desa juga menggelar bersama setiap tahun. Ini adalah bentuk uri-uri budaya Jawa yang tidak boleh luntur,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini membawa dampak positif bagi masyarakat. Mulai dari meningkatnya kesadaran akan kesehatan, hingga hasil pertanian yang lebih baik berkat sedekah bumi. “Hasil bumi yang disedekahkan berupa sayur, buah, hingga umbi-umbian. Rasanya terharu dan bersyukur bisa terus uri-uri budaya seperti ini,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: P. Priyono
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.