KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik meluncurkan strategi baru dalam mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Hibrid di Yayasan Perguruan Pendidikan Nahdlatul Ulama (PPNU) Trate, Senin (20/10).
Program ini lahir dari kolaborasi Pemkab Gresik, Yayasan PPNU Trate, dan PT Petrokimia Gresik melalui CSR. Dapur gizi hibrid disebut sebagai transformasi dari kantin sekolah yang tidak dihapus perannya, melainkan ditingkatkan menjadi ruang penyedia makanan bergizi yang terintegrasi.
“SPPG hibrid hadir sebagai bentuk nyata kolaborasi pemerintah dan industri untuk menyiapkan generasi yang sehat dan cerdas,” ujar Bupati Yani.
Ia menegaskan, filosofi hibrid dalam SPPG bukan hanya nama, tetapi juga mencerminkan kolaborasi lintas sektor dan inovasi tata kelola. Model ini, menurutnya, memperpendek rantai penyediaan makanan bergizi sehingga anak-anak mendapatkan asupan sehat langsung di lingkungan belajar. Yani juga mengingatkan agar penyediaan makanan lebih menekankan kualitas dibanding kuantitas.
“SPPG jangan hanya berorientasi pada jumlah. Fokus kita adalah pada kualitas gizi. Pastikan setiap menu benar-benar sehat, aman, dan memenuhi kebutuhan anak-anak,” katanya.
Ketua Yayasan PPNU Trate Elvi Wahyudi, menjelaskan pembangunan dapur ini menelan investasi sekitar Rp 1,3 miliar yang didukung CSR PT Petrokimia Gresik. Proses renovasi berlangsung sejak Juli hingga Oktober 2025 dengan memanfaatkan fasilitas kantin sekolah yang disulap menjadi dapur gizi berstandar.
SPPG ini akan melayani 3.059 murid dari enam lembaga pendidikan di bawah PPNU Trate, mulai dari tingkat madrasah ibtidaiyah hingga sekolah menengah kejuruan.
Dapur gizi tersebut telah mengantongi sejumlah sertifikasi dari pemerintah daerah. Antara lain sertifikat air higienis dan sanitasi dari Dinas Lingkungan Hidup, sertifikat penjamah makanan dari Dinas Kesehatan, serta sertifikat laik higiene dan sanitasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik.
“Semua standar kami penuhi agar makanan yang dihasilkan tidak hanya lezat, tetapi juga aman dan bergizi,” kata Wahyudi.
Dalam sambutannya, Bupati Yani juga menekankan pentingnya pengawasan berkelanjutan. Ia meminta kepala desa dan lurah menjadi mitra pendamping, sementara puskesmas rutin melakukan pengawasan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Ia menutup dengan harapan agar dapur hibrid dapat bersinergi dengan program nasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, sehingga pasokan bahan baku bisa dipenuhi secara mandiri dan berkelanjutan.
Transformasi kantin menjadi dapur SPPG ini bukan sekadar pembangunan fasilitas baru, melainkan jurus baru Pemkab Gresik mempercepat program MBG. Dari dapur di lingkungan sekolah, pemerintah berharap lahir generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.(*)