KabarBaik.co – Gelombang unjuk rasa yang berlangsung di enam wilayah Jawa Timur pada 29-30 Agustus 2025 berakhir ricuh. Aksi yang semula berjalan damai itu berubah menjadi anarkis hingga mengakibatkan puluhan anggota kepolisian terluka saat melakukan pengamanan.
Berdasarkan data kepolisian, total ada 83 personel yang mengalami luka-luka. Dari jumlah tersebut, 18 di antaranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena cedera yang cukup serius.
Sebanyak 15 personel dirawat di RS Bhayangkara Surabaya. Mereka mengalami berbagai luka, mulai dari robekan, patah tulang, hingga cedera otak ringan akibat terkena lemparan benda keras maupun serangan fisik.
Selain itu, seorang personel terpaksa mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang karena patah tulang selangka. Kondisinya masih terus dalam pengawasan tim medis.
Di Surabaya, seorang polisi lainnya juga harus menjalani perawatan di RS Mitra Keluarga setelah menderita luka robek cukup parah di bagian kepala. Sementara seorang polisi wanita (Polwan) dirawat di RS Bhayangkara Kediri akibat luka robek di bagian depan kepala.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa anggota yang bertugas berada di garda terdepan untuk menjaga keamanan masyarakat. Mereka menghadapi berbagai risiko serius saat melaksanakan tugas pengamanan.
“Personel kami menjadi garda terdepan dalam menjaga ketertiban. Mereka menghadapi risiko serius, mulai dari lemparan benda keras, serangan fisik, hingga upaya pembakaran fasilitas kepolisian,” ungkap pihak kepolisian.
Meski demikian, kepolisian tetap mengapresiasi masyarakat yang ikut menjaga lingkungannya. Tindakan swakarsa warga dinilai membantu menciptakan keamanan di tengah situasi yang rawan.
“Kami mengapresiasi tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya secara swakarsa dengan gerakan serentak warga jaga warga. Kesadaran kolektif inilah yang menjadi kunci untuk Jogo Jatim agar Jawa Timur tetap aman dan kondusif,” tutupnya. (*)






