Aphelion 2025: Jangan Panik! Suhu Dingin di Indonesia Bukan Karena Jarak Bumi Menjauh dari Matahari

oleh -279 Dilihat
07 48 50 IMG 3405

KabarBaik.co– Setiap tahun, Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari dalam fenomena yang dikenal sebagai Aphelion. Tahun 2025 ini, Aphelion terjadi mulai 4 Juli sekitar pukul 02.54 WIB, dengan jarak sekitar 152.087.738 kilometer dari Matahari, lebih jauh dari jarak rata-rata 149,6 juta kilometer. Meski terdengar dramatis, para ahli menegaskan bahwa fenomena ini tidak berdampak signifikan pada cuaca ekstrem atau penurunan suhu drastis di Indonesia.

Kerap kali muncul kekhawatiran di masyarakat bahwa Aphelion akan menyebabkan suhu sangat dingin, bahkan dikaitkan dengan peningkatan kasus penyakit seperti flu dan batuk. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah berulang kali membantah anggapan tersebut.

Memahami Aphelion: Fakta dan Mitos
Aphelion adalah kondisi astronomi di mana Bumi berada pada titik terjauh dalam orbit elipsnya mengelilingi Matahari. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Aphelion:

  • Terjadi Setahun Sekali: Aphelion adalah peristiwa tahunan yang rutin terjadi setiap awal Juli.
  • Tidak Terlihat Langsung: Anda tidak bisa mengamati Aphelion dengan mata telanjang. Ini adalah perubahan posisi orbit Bumi yang hanya bisa diketahui melalui perhitungan astronomi.
  • Jarak Terjauh: Titik terjauh Bumi dari Matahari saat Aphelion adalah sekitar 152,1 juta kilometer.
  • Matahari Tampak Sedikit Lebih Kecil: Karena jarak yang lebih jauh, Matahari akan terlihat sedikit lebih kecil, namun perbedaannya sangat minim dan tidak terasa tanpa alat khusus.
  • Intensitas Cahaya Berkurang 7 Persen: Penurunan intensitas sinar Matahari hanya sekitar 7 persen dibandingkan saat Bumi paling dekat (Perihelion), dan ini tidak cukup untuk menyebabkan penurunan suhu drastis di permukaan Bumi.

Lantas, Apa Penyebab Suhu Dingin di Indonesia Saat Juli-Agustus?

Jika bukan Aphelion, lalu apa yang menyebabkan suhu terasa lebih sejuk, terutama di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Timur, pada bulan Juli dan Agustus?

Menurut BMKG, suhu dingin yang dirasakan di Indonesia, khususnya pada malam hingga pagi hari, lebih disebabkan oleh angin muson timur. Angin ini bertiup dari Australia yang saat itu sedang mengalami musim dingin. Massa udara dingin dan kering dari Australia terbawa ke wilayah Indonesia, menciptakan kondisi yang terasa lebih sejuk.

“Penurunan suhu ini bukan disebabkan oleh jarak Bumi yang sedang jauh dari Matahari saat Aphelion, melainkan karena pola angin musiman yang memang terjadi setiap tahun,” jelas BMKG dalam berbagai kesempatan.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak perlu khawatir berlebihan. Aphelion adalah fenomena astronomi rutin yang tidak menyebabkan gangguan cuaca yang signifikan, cuaca ekstrem, perubahan iklim mendadak, maupun bencana cuaca. Justru, fenomena ini dapat menjadi momen untuk lebih memahami bagaimana Bumi kita bergerak di tata surya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: F. Noval
Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.