KabarBaik.co — Memasuki musim pancaroba, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Perubahan cuaca yang tidak menentu pada periode peralihan ini sering kali memicu peningkatan penyakit pernapasan, terutama pada kelompok balita.
Sebagai langkah antisipatif, Dinkes Surabaya menyediakan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) secara gratis di seluruh Puskesmas bagi anak-anak usia balita. Vaksin ini berfungsi memberikan perlindungan spesifik terhadap pneumonia, salah satu komplikasi serius dari ISPA.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, dr. Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa pemberian vaksin PCV gratis merupakan bagian dari strategi komprehensif pemerintah kota untuk melindungi kelompok rentan, terutama anak-anak, dari risiko komplikasi berat.
“Berdasarkan data 10 tahun terakhir, kasus ISPA di Surabaya menunjukkan tren fluktuatif yang sangat dipengaruhi oleh perubahan musim, kondisi lingkungan, serta kepadatan dan mobilitas penduduk di kota besar,” ujar Nanik, Jumat (24/10).
Meski tidak selalu menunjukkan peningkatan tajam, Nanik menegaskan bahwa musim pancaroba tetap menjadi periode kritis yang menuntut kewaspadaan lebih tinggi agar tidak terjadi lonjakan kasus secara signifikan.
Dinkes Surabaya telah menetapkan tiga langkah utama dalam menghadapi potensi peningkatan kasus ISPA, khususnya pada balita dan lansia, yakni:
Edukasi masyarakat mengenai penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), etika batuk dan bersin, serta penggunaan masker yang benar saat sakit atau di tempat umum.
Pencegahan melalui imunisasi PCV gratis, yang kini menjadi bagian dari Program Imunisasi Nasional sebagai garda terdepan dalam perlindungan terhadap pneumonia dan infeksi berat lainnya pada anak.
Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk melakukan deteksi dini, penanganan cepat, serta pelaporan kasus secara akurat.
“Seluruh tenaga kesehatan kami arahkan untuk melakukan deteksi dini gejala ISPA dan memberikan tatalaksana sesuai standar. Ini penting agar kasus ringan tidak berkembang menjadi pneumonia,” jelas Nanik.
Selain program pemerintah, masyarakat juga dianjurkan untuk melengkapi perlindungan tubuh dengan vaksin influenza secara mandiri di fasilitas kesehatan swasta agar daya tahan tubuh semakin kuat.
Dinkes Surabaya juga memperkuat sistem pemantauan terhadap kasus ISPA berat dan pneumonia melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) milik Kementerian Kesehatan RI.
Melalui sistem ini, setiap kasus dapat dilaporkan secara real-time, sehingga Dinkes dapat menganalisis tren kasus secara berkala, mendeteksi potensi Kejadian Luar Biasa (KLB), dan mengambil langkah cepat bila ditemukan lonjakan di suatu wilayah.
Nanik mengimbau masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, beristirahat cukup, serta rutin berolahraga.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker saat sakit atau di keramaian.
“Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan bila muncul gejala ISPA seperti demam, batuk, atau sesak napas, terutama pada balita dan lansia. Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut,” pungkasnya.






