Semangat Tak Kedaluwarsa Dwi Soetjipto Taklukkan Tanjakan Kediri Dholo KOM di Usia 70 Tahun

oleh -135 Dilihat
887e2971 ce51 426a b7c9 885ec11af26c scaled
Dwi Soetjipto menuntaskan Dholo KOM 2025 dengan penuh determinasi (Muhamad Dastian Yusuf)

KabarBaik.co – Usia boleh menua, tapi semangat tak boleh pudar. Prinsip itu yang membuat Dwi Soetjipto, mantan Kepala SKK Migas, tetap tegak di atas sadel sepeda. Bahkan mantan Dirut Pertamina itu menuntaskan rute brutal sepanjang 82 kilometer dalam ajang Mainsepeda Kediri Dholo KOM 2025 yang digelar Minggu (20/7).

Start dari Simpang Lima Gumul (SLG), Kediri, rombongan pesepeda disambut cuaca cerah, udara kawasan pegunungan yang masih bersih, serta rentetan tanjakan legendaris menuju Gunung Kelud dan Air Terjun Dholo, Besuki. Finish ditandai di Cafe Prongon, yang jadi saksi diam atas lelah dan bangga yang berbaur dalam peluh.

Bagi Dwi, ini bukan sekadar event. Ini ritual pembuktian bahwa semangat hidup tak punya masa kedaluwarsa. Bahwa kepala tujuh bukan penghalang untuk terus melaju.

“Yang saya lawan bukan peserta lain, tapi diri saya sendiri. Tanjakan adalah ujian tekad,” ujar Dwi Soetjipto yang senyumnya tak kalah cerah dari sinar matahari Kediri pagi itu.

KOM Dholo: Tanjakan yang Tak Punya Akhlak

Tanjakan ikonik Kelok 9 di kawasan Air Terjun Dholo jadi pembuka ‘menu utama’ Mainsepeda Kediri Dholo KOM 2025. Disusul dengan Tanjakan Gigi 1, julukan para cyclist untuk jalur menanjak nyaris 45 derajat yang membuat banyak peserta turun dari sadel. Tak sedikit menyebutnya sebagai ‘tanjakan tak punya akhlak’.

Tapi Dwi tetap mengayuh. Setiap pedal ditarik dengan penuh kesadaran, setiap napas dijaga ritmenya. Dalam diam, ia bicara lewat kayuhan.

Di tengah lintasan, para peserta lain memberikan respek. “Semangat Pak Dwi! Panutan!” teriak salah satu pesepeda muda. Dwi hanya membalas dengan anggukan dan satu putaran lagi dari pedalnya.

8bd420ca 9225 4fd0 a695 237d55f6b39c
Dwi Soetjipto saat mengikuti Dholo KOM 2025

 

 

Merayakan Usia, Menulis Ulang Hidup

Seperti dalam banyak edisi sebelumnya, Dholo KOM bukan hanya soal lomba. Ia adalah perayaan hidup. Dan Dwi Soetjipto memaknainya sebagai bentuk syukur atas tubuh yang masih sehat dan jiwa yang terus ingin tumbuh.

“Bersepeda bukan hanya tentang fisik, tapi mental. Ketika kita bisa disiplin di lintasan, kita bisa disiplin dalam hidup,” ungkapnya.

Dalam hidupnya, Dwi pernah memimpin perusahaan strategis negara. Kini, ia memimpin dirinya sendiri di jalanan sunyi yang dikelilingi alam. Ia tak sedang mengejar kemenangan. Ia sedang menemukan versi terbaik dari dirinya yang dulu sibuk di ruang rapat, kini tenang di tikungan pegunungan.

Sebanyak kurang lebih 400 peserta dari berbagai kota bahkan mancanegara dan komunitas sepeda memadati starting line. Dari atlet hingga penghobi sepeda yang baru belajar, semuanya menyatu dalam semangat menaklukkan tanjakan dan diri sendiri.

Namun dari ribuan cerita, kisah Dwi Soetjipto tetap jadi yang paling mencuri perhatian. Bukan karena kecepatannya, tapi karena konsistensinya. Karena ketenangan yang ia pancarkan dari balik helmnya, dan keteguhan yang terpancar dari gerak kakinya.

“Ini bukan soal siapa tercepat. Tapi siapa yang tak menyerah,” pungkasnya.

Dan benar, Dholo KOM 2025 bukan sekadar ajang sepeda. Ia adalah panggung tempat para pengayuh menulis ulang arti hidup, satu kilometer demi satu kilometer. Di tengah tanjakan, Dwi Soetjipto membuktikan bahwa umur hanyalah angka. Semangatlah yang menjaga kita tetap melaju. (*)

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.