KabarBaik.co – Calon gubernur (Cagub) Jawa Timur Tri Rismaharini melakukan safari politik ke Kabupaten Jember, Jumat (25/10) malam.
Dalam kegiatan itu, Risma menjanjikan akan membuat jalur alternatif berupa terowongan di bawah Gunung Gumitir yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi.
Hal itu ia sampaikan saat mendatangi acara ngobrol dengan anak muda dalam acara diskusi dan curhat ke Bu Risma dalam program resik-resik kenangan mantan.
“Kenapa saya ingin membuat jalan terowongan di bawah Gunung Gumitir? Karena saya ingin Jember-Banyuwangi tidak terlalu jauh dan pastinya mengurangi kepadatan di jalur Gunung Gumitir,” ujar Risma.
Menurut Risma, kondisi jalan Gumitir saat ini memang masih menjadi jalur utama antara Jember dan Banyuangi. Oleh sebab itu, perlu adanya jalur alternatif agar penumpukan kendaraan tidak terlalu padat.
“Apalagi jalur Gumitir itu sering ada insiden sepeti longsor dan kecelakaan. Kalau sudah terjadi dua hal itu pasti macet dan bisa beberapa jam bahkan satu hari, kalau ada jalur alternatif otomatis kendaraan tidak menumpuk di satu jalur,” ungkap Risma.
Ia menyampaikan, pihaknya akan bertemu dengan para profesor yang ahli dalam pembuatan jalan terowongan.
“Lumayan juga saya semalem ke sini, muter-muter. Saya sampai mikir apa tidak bisa diterobos, terus katanya ada tapi lewat gunung. Saya bilang ya sudah buat jalan di bawah gunung,” ungkapnya.
Risma mengatakan, beberapa negara sudah memiliki jalan terowongan di bawah gunung. Tentunya program tersebut sangat memungkinkan dilakukan di Jawa Timur.
“Agar waktu perjalanannya lebih pendek. Kalau muter terus kapan sampainya? Dengan memotong jalan itu selain menyingkat waktu juga menghemat dalam sistem transportasi,” kata mantan Menteri Sosial RI itu.
Ia menyebut, gagasan tersebut mungkin di luar teori. Namun la meyakini, hal itu akan membawa efek ekonomi besar bagi masyarakat.
“Coba dilihat jalan ke sini (Jember-Banyuwangi), ada bus, ada sepeda motor, ada truk barang. Itu tidak bagus karena angkutan barang dan angkutan manusia dijadikan satu akan sangat bahaya. Itu yang saya hitung impack-nya,” pungkasnya. (*)






