KabarBaik.co – Pertanian padi di Kabupaten Pasuruan masih menjadi sektor yang cukup menjanjikan. Bahkan varietas benih padi kalimasada yang ditemukan salah satu petani Pasuruan sudah diminati petani dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, hingga kini tidak mendapatkan respons dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Salah seorang petani, Dodi Suryanto datang bersama rekan-rekannya bertemu Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan. Mereka mengaku sudah 20 tahun mengagas varietas benih padi kalimasada, namun tidak pernah dilirik pemerintah daerah. “Sepertinya selama ini memang kurang ada perhatian dari pemerintah daerah dalam melirik potensi lokal,” keluh Dodi, Rabu (5/2).
Dodi menyatakan, benih padi kalimasada sudah 20 tahun terakhir banyak dipakai di beberapa daerah. Bahkan sampai di luar Jawa seperti Sulawesi, Kalimantan, dan Gorontalo. “Selama ini luar Jawa yang pakai benih padi kalimasada ini, terbukti kuat terhadap serangan hama yang selama ini ditakuti petani,” terangnya.
Karena itu, Dodi berharap lembaga legislatif bisa mendorong pemerintah daerah memberikan kesempatan pada pengembang benih itu. Dia menjanjikan selain kuat terhadap hama, juga meningkatkan hasil panen mencapai 40 persen per hektarnya. “Sekali panen padi yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari 10 ton per hektar, hasil panen mencapai 30 hingga 40 persen lebih banyak,” ucapnya.
Varietas benih padi kalimasada itu sendiri merupakan hasil kawin silang antara galur lokal berasal dari Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan benih padi asal China. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan Agus Setiya Wardhana berharap dinas terkait memfasilitasi pengembang benih itu agar memiliki legalitas.
Jangan sampai produk yang tidak memiliki legalitas akhirnya diklaim orang lain sehingga merugikan salah satu pihak. “Apalagi ini berkaitan dengan ketahanan pangan yang menjadi prioritas program Presiden Prabowo. Maka perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah untuk keberlangsungan lumbung pangan kita,” kata Wardhana. (*)