KabarBaik.co – Sebuah fenomena alam tidak biasa terjadi di Dusun Turasan, Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Hal itu dikarenakan dari bawah pohon jenis klampis, air bercampur gas tiba-tiba menyembur, sehingga menarik perhatian warga setempat hingga viral di media sosial.
Dalam sebuah video yang beredar luas, tampak sejumlah warga berkumpul di sekitar lokasi untuk menyaksikan langsung fenomena tersebut. Terlihat sumber air menyembur keluar dari tanah dan membentuk kubangan di sekitar pohon klampis.
“Ini fenomena alam, lur. Banyu (air) keluar sendiri dari tanah. Dulu cuma bintik-bintik, sekarang gruwal-gruwal (menyembur deras),” ujar perekam video dalam logat khas Jawa.
Berdasarkan pantauan di lokasi, semburan air hanya muncul di area tepat di bawah pohon klampis. Air yang keluar tampak keruh kecoklatan bebarengan dengan gelembung air. Menurut penuturan warga, saat ini mereka mulai mencium aroma seperti gas, meskipun tidak terlalu menyengat.
Lahan kosong yang menjadi lokasi fenomena alam itu merupakan milik keluarga Sulasih (55), warga Dusun Turasan, Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Sulasih mengungkapkan bahwa kejadian seperti itu bukan hal baru. Menurutnya, air bercampur gas sudah muncul sejak sekitar tiga tahun lalu, namun dia menganggapnya sebagai hal biasa dan tidak terlalu memperhatikannya.
“Itu yang keluar bukan hanya air, sepertinya ada gas juga. Sudah sekitar tiga tahun, tapi ya dibiarkan saja,” ujar Sulasih, Kamis (20/3). Menurutnya, jika dulu hanya rembesan kecil, tapi sekarang telah membesar. “Makanya dulu warga nggak ada yang tahu, ini kan rame karena kemarin di video dan viral,” sambung Sulasih.
Tidak hanya dari Kecamatan Kanor saja, warga dari berbagai daerah, termasuk dari kabupaten tetangga seperti Lamongan dan Tuban, juga datang ke lokasi karena penasaran ingin melihat fenomenas tersebut secara langsung.
Menanggapi fenomena ini, Sulasih berharap ada pihak berwenang yang dapat melakukan pemeriksaan guna memberikan pemahaman kepada warga mengenai kejadian tersebut. “Kemarin pemerintah desa bersama polisi datang melihat, harapannya ada yang mengecek ini bahaya atau tidak, apakah ada kandungan gas alamnya atau bagaimana, supaya kami yang awam ini bisa lebih paham,” tutupnya. (*)