KabarBaik.co- Tabir gelap pelaku pembunuhan seorang santriwati hafizah (hafal Alquran) di wilayah hukum Polres Kendal, Jateng, akhirnya terungkap. Santriwati korban pembunuhan itu adalah Siti Nurhalisa (SN), 19, warga Brangsong, Kabupaten Kendal.
Setelah sepekan melakukan penyelidikan dan pengejaran, Jumat (24/10) dini hari, jajaran Polres Kendal akhirnya berhasil membekuk terduga pelaku. Yakni, Naufal, warga Magelang. Dalam kesehariannya, ia bekerja di Kawasan Industri Kendal (KIK). Polisi masih terus melakukan pendalaman. Kabarnya, Polres Kendal baru akan konferensi pers ungkap kasus itu, Senin (28/10).
Informasi yang dihimpun KabarBaik.co dari sejumlah sumber, Naufal ditangkap di tempat kosnya yang masih berada di wilayah Kendal. Sejumlah barang bukti yang telah diamankan polisi antara lain sepeda motor, senjata tajam, sandal, dan beberapa pakaian yang dipakai saat menghabisi SN. Motif pembunuhan itu diduga kuat karena korban melawan saat mau disetubuhi. Namun, kepastiannya menunggu penjelasan dari pihak berwajib nanti.

Yang pasti, peristiwa itu bermula saat warga mendapati sesosok mayat tergeletak tak bernyawa di area perkebunan dan hutan Darupono, Kaliwungu Selatan, pada Jumat pekan lalu (17/10). Kawasan itu berada di jalan utama Kaliwungu-Boja. Suasana sekitar masih berupa hutan pohon jati. Area perkebunan cukup luas.
Dari video yang beredar, di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), tampak sebuah gubuk kayu. Nah, di samping itulah mayat SN ditemukan. Jalan menuju lokasi ini berupa jalan setapak berbatu. Dari pusat Alun-alun Kaliwungu Kendal, jarak menuju lokasi sekitar 8 kilometer. Adapun dari perkampungan Desa Darupono, lokasi kejadian berjarak sekitar 1 kilometer.
Saat ditemukan warga, kondisi SN dalam keadaan memprihatinkan. Setengah telanjang. Bagian bawah tidak tertutup sehelai kain pun. Bagian atas tubuh korban mengenakan jaket hitam. Bagian lehernya terluka.
Peristiwa itu mendapat atensi luas dari publik. Terus menjadi perbincangan. Terutama di media sosial. SN disebut-sebut seorang santriwati penghafal Alquran (hafizah). Delapan tahun nyantri dj sebuah pondok pesantren yang ada di wilayah Ngampel, Kendal. Enam tahun belajar di bangka SMP dan SLTA. Setelah lulus, sejak 2022 lalu ikut mengabdi di pesantren.
SN seorang gadis asal Brangsong. Jarak rumah korban dengan pesantren tempatnya tinggal itu sekitar 8 kilometer. Sebelum pembunuhan itu terjadi, SN sempat pulang ke rumahnya, Sabtu (12/10), untuk mengikuti haul sang kakek. Sehari kemudian (13/10), ayahnya mengantarkan SN balik ke komplekas pesantren.
Tak ada firasat apapun dari pihak keluarga. Sampai akhirnya polisi datang ke rumah korban dan memberi kabar duka tersebut. Tentu saja, pihak keluarga merasa sangat terpukul. Di mata keluarga, SN dikenal sebagai gadis yang baik dan relatif pendiam.

Selama nyantri, SN dikabarkan tidak neko-neko. Lebih banyak menghabiskan waktu mengaji dan sekolah. Sejatinya, karena sudah berhasil menghafal Alquran, pihak keluarga akan menggelar bancakan atau tasyakuran pada November nanti. Namun, rupanya takdir berkehendak lain. SN telah lebih dulu berpulang.
Terduga pelaku disebut-sebut sudah kenal dengan SN. Belum lama, SN sempat bercerita kepada ibunya bahwa telah memiliki kenalan seorang lelaki. Usianya lebih tua. Perkenalan itu dari media sosial Instagram. Saat berkenalan itu, pria itu mengaku memiliki pesantren. Setelah perkenalan tersebut, keduanya disebutkan cukup intens berkomunikasi melalui chat handphone.
Dari obrolan yang beredar di medsos, sebelum kejadian SN didatangi seorang pria ke pesantren di Ngampel tersebut. Lalu mengajaknya keluar untuk pulang ke rumah. Alasannya, ayahnya sedang sakit. SN percaya. Padahal, orang tuanya sehat-sehat saja. Bisa jadi itu merupakan modus untuk dapat izin agar SN bisa keluar dari kompleks pesantren, kemudian memuluskan niat jahatnya.
Nah, teka-teki itu pun terjawab. Bisa jadi lelaki itu adalah Naufal, yang sudah dibekuk polisi. Entah betul atau tidak kronologi atau cerita dari peristiwa berdarah itu, tentu menunggu keterangan resmi dari kepolisian. (*)