Jadi Keynote Speaker, Khofifah Ungkap Strategi Sukses Program Inovatif OPOP di Jatim

Editor: Hardy
oleh -37 Dilihat
Khofifah Indar Parawansa menjadi pembicara kunci dalam Rakor Pengembangan OPOP, Jumat (26/4), (Foto Istimewa)

KabarBaik.co- Khofifah Indar Parawansa, gubernur Jatim periode 2019-2024, menjadi keynote speaker rapat koordinasi (Rakor) Pengembangam One Pesantren One Product (OPOP) di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Jumat (26/4). OPOP merupakan salah satu program inovasi dan unggulan di masa kepemimpinan Khofifah periode pertama.

Nah, dalam kesempatan tersebut, mantan menteri sosial (Mensos) di masa Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memberikan tiga kunci semangat untuk lebih memaksimalkan program OPOP. Membuka paparannya, Khofifah menjelaskan apa yang menjadi pernyataan Jack Ma–pengusaha superkaya asal Tiongkok–tentang prediksi ekonomi dunia pada 2030.

Berdasarkan prediksi Jack Ma, lanjut dia, pada tahun 2030 mendatang 80 persen ekonomi dunia dikuasai oleh small business atau usaha kecil. “Small business yang survive di tahun 2030. Karena usaha kecil lebih fleksibel. Dan pernyataan Jack Ma, dari 80 persen small business itu akan globalize. Karena memanfaatkan sistem online dan digitalisasi,” kata perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu.

“Maka, ini adalah semangat pertama untuk kita semua. Bahwa, Jack Ma, pemilik Alibaba, ritel terbesar di dunia, menyatakan bahwa kata kuncinya adalah small business. Yang tak lain adalah jenengan semua pelaku UMKM dan UKM,” imbuhnya.

Baca juga:  Menuju Grahadi 2024, Unggahan ''Jatim All In Bu Khofifah'', Respons Netizen Mengejutkan

Khofifah menegaskan, konektivitas secara digital tersebut menjadi sebuah keharusan. Para pelaku ekonomi di pesantren atau yang aktif menjalankan OPOP, harus mendapatkan penguatan untuk pembangunan sistem digitalisasi pada usaha yang dijalankan. “Kami berharap Bank Jatim, OJK maupun sektor strategis bisa memberikan penguatan, menguatkan sistem digital pada para pelaku UMKM OPOP ini,” tambahnya.

Penguatan UMKM itu harus dijadikan prioritas. Sebab, berdasarkan kinerja ekonomi Jatim pada 2023, kontribusi UMKM dan koperasi terhadap PDRB Jatim mencapai 59,18 persen. Angka ini terus naik sejak 2021. Saat itu kontribusi pada PDRB adalah 57,81 persen, kemudian 2022 naik menjadi 58,36 persen. ’’Dan di tahun 2023 kontribusi UMKM dan koperasi mencapai 59,18 persen,’’ tegasnya.

Peserta berfoto bersama Khofifah Indar Parawansa, gubernur Jatim periode 2019-2024.

Sejak memimpin Jatim, Khofifah juga aktif melakukan visit market ke beberapa negara. Di antaranya, Malaysia hingga Arab Saudi. Ternyata, yang memiliki peluang besar untuk bisa diisi oleh produk dari Jatim adalah Arab Saudi. Bahkan, Khofifah menargetkan Jatim bisa menjadi pemasok untuk suplai makanan dan minuman serta produk kebutuhan selama haji dan umrah.

“Maka, sertifikasi halal menjadi penting. Sebab, ternyata perizinan dan juga sertifikasi ini bukanlah hal mudah. Tidak bisa selesai dalam waktu dekat. Sehingga peran-peran lembaga sertifikasi halal harus berada di garda terdepan, baik BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) maupun MUI (Majelis Ulama Indonesia),” ungkapnya.

Baca juga:  Masyarakat Kota Makin Kritis dan Religius, Pesantren Mesti Memenangkan Perang Narasi

Karena itu, sertifikasi halal harus terus didorong karena market di Arab Saudi sangat potensial. Khofifah menyebut, sangat mungkin pasar itu untuk diisi dari Jatim seperti sektor unggas dan produk hasil pertanian serta peternakan. ‘’Namun, sebelum itu lagi-lagi ekosistem halal harus dikuatkan,’’ katanya.

Dalam upaya menguatkan ekosistem halal, saat menjabat gubernur Jatim, Khofifah juga sudah menginisasi kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) di Jeddah, Saudi Arabia. Wujud nyatanya bisa memasukkan produk OPOP Jatim masuk dalam katalog Serunai Commerce yang merupakan pintu gerbang pasar produk negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Tentu, ikhtiar itu menjadi bagian dan semangat penting bagaimana OPOP bisa semakin terbuka untuk menembus pasar global. “Ini adalah bagian dari proses yang coba kami terus lakukan untuk memberikan penguatan dan percepatan untuk pengembangan ekosistem halal di Jawa Timur. Sekaligus upaya mengembangkan produk halal yang diakui secara global dan bisa masuk pasar global,” kata Khofifah.

Melalui kerja sama itu, sambung dia, nanti juga diberikan dukungan berupa pengetahuan, keahlian, dan potensi investasi yang difasilitasi oleh Serunai Commerce di tingkat bilateral. Kemudian, juga ada tiga intervensi yang dibagi dalam tiga tahap. Pertama, Intervensi Reverse Linkage sebagai fasilitator pada tahun 2024 ini.

Baca juga:  Dana BOS Pesantren Cair Rp 220 Miliar, Ingat! Penggunaan Harus Tepat dan Akuntabel

Tahap kedua, rencana jangka pendek (2024-2025) Jatim bekerja sama dengan Serunai Commerce untuk meningkatkan kapasitas dan berpotensi untuk mengembangkan Joint Venture. Lalu, tahap ketiga, ada rencana jangka menengah dan panjang (2025-seterusnya), yakni Intervensi Reverse Linkage sebagai fasilitator dan sebagai penyedia pendanaan katalitik.

“IsDB berupaya memastikan skenario Win-Win tercapai sebagai hasil dari intervensi Reverse Linkage. Sementara untuk pembiayaan dari semua pihak yaitu antara Jatim, Serunai Commerce, dan IsDB,” jelas Khofifah.

Seperti diketahui, di Jatim ada ribuan pondok pesantren. Dari jumlah itu telah berdiri 630 koperasi pondok pesantren (Kopontren) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sampai dengan 2023, OPOP sudah menghasilkan sebanyak 1.200 produk unggulan. Mulai makanan, minuman, craft dan teknologi.

Dalam kesempatan Rakor Pengembangan OPOP tersebut, hadir juga Pj Sekdaprov Jatim Bobby Soemiarsono,  Direktur Otoritas Jasa Keuangam (OJK) Jatim Nusirwan, dan juga Kepala Divisi Bank Indonesia Iqbal Reza Mahendra, serta jajaran pejabat Pemprov Jatim. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.