KabarBaik.co – Kondisi Jalan Raya Pantura Daendles di wilayah Kabupaten Gresik kembali menjadi sorotan. Jalan nasional yang melintasi Kecamatan Manyar, Sembayat, Bungah, Sidayu, Sekapuk, dan Panceng tersebut banyak lubang, kontur bergelombang, serta kemiringan jalan yang membahayakan.
Seperti yang terjadi pada Minggu (13/7), sebuah truk besar terguling akibat kontur jalan yang miring di Sidayu. Peristiwa ini memicu kemacetan panjang dan mempertegas keluhan lama masyarakat, jalan Pantura tak kunjung mulus.
Kondisi ini pun menuai respons Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi. Ia menegaskan bahwa jalur tersebut berstatus sebagai jalan nasional yang melintasi wilayah Kabupaten Gresik dan berada di bawah kewenangan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN).
Meski begitu, DPRD Gresik sebagai wakil rakyat telah melakukan langkah-langkah konkret agar kondisi jalan segera diperbaiki.
“Kami sudah berdiskusi dengan teman-teman BPJN. Kondisinya memang darurat. Beban jalan terlalu besar, banyak truk-truk bermuatan berat melintasi tiap hari. Maka perlu penanganan serius,” ujar Hamdi, Selasa (15/7).

Menurut Hamdi, perlu adanya perataan jalan yang bergelombang. “Banyaknya jalan yang keriting atau bergelombang harus segera dilakukan perataan dengan cara dikeruk,” tegasnya.
Politisi PKB ini juga mengungkapkan, bahwa BPJN telah menyampaikan kepada pihaknya saat hearing terkait rencana akan dilaksanakan peningkatan jalan dengan cara betonisasi.
“Ketika kami berdiskusi dengan temen-temen BPJN waktu hearing, antara tahun ini atau tahun depan itu mau dilakukan peningkatan dengan cara dibeton. Kalau tidak salah waktu itu, temen-temen BPJN mengatakan kepada kami bahwa ada 43 kilometer yang akan dibetonisasi dan itu bertahap. Mulai dari Manyar sampai ke Panceng pada jalan nasional tersebut,” ungkapnya.
Namun persoalan tak berhenti di soal aspal. Jalan yang tak cukup luas, penerangan minim, dan kedisiplinan pengendara yang rendah ikut memperparah keadaan. Hamdi menyebut banyak kendaraan besar yang melaju dengan muatan berlebih, tanpa penutup terpal, roda gundul, hingga rem blong.
“Makanya kami berharap kepada pihak terkait untuk rutin menggelar tindakan baik edukatif maupun represif, karena memang banyak kendaraan-kendaraan yang mokong. Muatan yang overload, muatan yang tanpa penutup terpal, kadang juga rem blong, roda yang gundul itu juga menjadi persoalan,” tegas Hamdi.
DPRD Gresik berharap seluruh stakeholder terkait dapat bekerja sama menuntaskan persoalan ini. Tak hanya perbaikan fisik jalan, tetapi juga kelengkapan rambu lalu lintas dan penegakan aturan berkendara.
“Maka dari itu semua stakeholder terkait harus dan wajib bagaimana kita membuat kondisi sarpras jalan disana itu baik. Rambu-rambu lalulintas juga tak kalah penting dan ketertiban masyarakat dalam berkendara. Semoga kedepan jalan di Kabupaten Gresik, baik itu jalan kabupaten atau jalan provinsi ini bisa mulus agar perekonomian masyarakat bisa berjalan dengan baik,” pungkas Hamdi.(*)