Kasus Siswi SMA di Jombang, WCC Sebut Femisida dan Desak Tindakan Negara

oleh -232 Dilihat
IMG 20250215 WA0024
Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang, Ana Abdillah

KabarBaik.co – Kasus tragis yang menimpa seorang siswi kelas 3 SMA, PRA 18 tahun, di Jombang, Jawa Timur, telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Women Crisis Center (WCC) Kabupaten Jombang menyatakan bahwa kasus ini termasuk dalam kategori femisida, yaitu pembunuhan terhadap perempuan berbasis gender.

PRA, yang telah setahun ditinggal ibunya, meninggalkan rumah pada Senin (10/2) untuk menemui seseorang terkait transaksi jual beli atau COD.

Namun, ia tidak pernah kembali dan ditemukan tewas di sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh. Hasil autopsi mengungkap bahwa korban dianiaya dan diperkosa sebelum akhirnya dibuang ke sungai.

kabarbaik lebaran

Pada Kamis (13/2), polisi berhasil menangkap tiga pelaku, yaitu AP, 19 tahun, warga Sembung, Perak, Jombang dia diketahui kekasih dari korban AT 18 tahun, dan LI, 32 tahun, asal Kunjang, Kediri. Ketiganya dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana atau pasal 339 atau pasal 338 KUHP.

Direktur WCC Jombang, Ana Abdillah, menjelaskan bahwa kasus ini adalah contoh femisida, yang merupakan bentuk ekstrem dari kekerasan berbasis gender. Menurutnya, femisida seringkali didorong oleh superioritas gender, dominasi, dan misogini terhadap perempuan.

“Korban dibunuh karena dia perempuan yang didorong superioritas, dominasi dan hegemoni, agresi maupun misogini terhadap perempuan,” ungkap Ana
saat dikonfirmasi pada Sabtu (15/2) melalui pesan seluler.

Motif pelaku dalam kasus ini adalah ekonomi, yaitu merampas sepeda motor dan ponsel korban, serta merebut kedaulatan tubuh korban. Ana menambahkan bahwa femisida seringkali didasari oleh pertengkaran, cemburu, sakit hati, perselingkuhan, dan faktor ekonomi.

“Jika mengutip direktori MA (2022), adapun motif yang biasa mendasari terjadinya Femisida adalah pertengkaran, cemburu, sakit hati, perselingkuhan, kecurigaan perselingkuhan dan faktor ekonomi,” bebernya.

WCC Jombang mendesak negara dan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi dampak kasus ini dan memulihkan keluarga korban. Mereka juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui edukasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta hubungan yang sehat.

“Pemberdayaan masyarakat untuk memahami hak kesehatan seksual dan reproduksi, melalui edukasi tentang hubungan yang sehat,” tandasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.