Kerabat dan Tetangga Korban Hilang KMP Tunu Pratama Jaya Gelar Doa Bersama

oleh -328 Dilihat
IMG 20250707 WA0025
Doa dan dukungan turut membersamai proses pencarian Gumelar Tidar Tanaka,

KabarBaik.co – Doa dan dukungan turut membersamai proses pencarian Gumelar Tidar Tanaka, 26 tahun, crew kapal yang ikut hilang dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Hingga H+5, pemuda itu belum juga ditemukan.

Setelah sebelumnya keluarga menggelar sembahyang dan pangulapan di Pelabuhan, kali ini masyarakat lintas agama dan tetangga Gumelar Tanaka di Dusun Krajan, Desa/Siliragung, Banyuwangi turut memberikan dukungan.

Masyarakat dari agama Islam, Hindu dan Kristen itu menggelar doa bersama berharap pemuda asal Desa setempat itu segera ditemukan. Lebih-lebih dalam kondisi selamat.

Danramil Siliragung, Peltu Hariyanto mengatakan doa bersama tersebut dilakukan sejak Minggu (6/7) kemarin. Doa dilakukan untuk memberi dukungan dan support moril bagi keluarga.

“Masyarakat mendoakan agar Gumelar Tidar dan para korban KMP Tunu Pratama Jaya lainnya segera bisa ditemukan,” kata Hariyanto.

Ia menyebut doa digelar secara terpisah, umat hindu di gelar di pura, umat kristen dilakukan di gereja. Sementara itu umat muslim digelar di perempatan desa.

Meski demikian hal tersebut tidak mengurangi niat dan esensi dari kegiatan tersebut.

“Meski di tempat berbeda tujuannya tetap sama mendoakan agar Gumelar Tidar segera bisa ditemukan,” jelasnya.

Selain doa bersama, Hariyanto menyebut warga juga mengumpulkan donasi. Uang tersebut nantinya bakal diserahkan ke pihak keluarga Gumelar Tanaka.

Sebagai informasi Gumelar Tidar Tanaka, 26 tahun Anak Buah Kapal (ABK) adalah anak sulung dari Kokok Handoko Wisnu Wardono dan Har warga Desa/Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.

Bude korban, Tanti mengatakan, keponakannya baru 6 bulan bekerja di kapal tersebut. Kontrak kerjanya masih tersisa enam bulan lagi. Tidar disebut berencana kembali ke kapal yang lebih besar setelah masa kontraknya habis.

“Tidar terakhir ke rumah cuma ambil paspor. Nggak nginep, langsung balik ke Ketapang,” kata warga Dusun Krajan, Desa Siliragung ini.

Menurutnya, saat kejadian, Tidar sebenarnya sedang tidak dalam jadwal piket. Namun kabarnya, semua kru tetap diperintahkan ikut berlayar malam itu.

Pada saat itu sebenarnya kondisi Tidar kurang sehat, namun harus tetap berangkat karena alasan tuntutan pekerjaan.

Keluarga sempat menggelar upacara pengulapan atau lebih dikenal dengan Ngulapin, Sabtu (5/7) malam di pinggiran Selat Bali tempat lokasi tenggelamnya kapal. Upacara ini merupakan tradisi umat Hindu untuk pembersihan dan pemulihan diri setelah mengalami kejadian yang mengejutkan atau musibah.

“Selaku keluarga, kami berharap Tidar bisa segera ditemukan dan dalam keadaan selamat,” kata Tanti.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.