GRESIK – Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menggelar Jumat Curhat bersama warga di Kelurahan Singosari, Kecamatan Kebomas. Banyak pembahasan dalam kegiatan kali ini. Mulai dari kenakalan remaja, kerawanan gangguan kamtibmas hingga tahun politik Pemilu 2024 tak luput dari pembicaraan.
Didampingi Wakapolres Kompol Erika Purwana Putra dan jajaran Pejabat Utama (PJU), AKBP Adhitya menyambangi warga secara door to door. Lesehan di teras rumah warga membuat Jumat Curhat semakin gayeng. Kapolres Gresik menerima sejumlah saran sekaligus uneg – uneg dari masyarakat setempat.
Salah satunya dari Ketua RW 4 Kelurahan Singosari, Dani. Ia mengucapkan terimakasih atas kunjungan Kapolres Gresik yang mana bertujuan mendengar unek-unek warga. Hal pertama, Dani mengeluhkan masalah lowongan kerja karena warga Kelurahan Singosari masih yang banyak yang menganggur.
“Untuk bansos baik dari perusahaan maupun pemerintah sudah ada walaupun belum mencukupi karena warga yang cukup banyak. Program Jumat Curhat dapat membantu unek-unek warga kami dan terus dijalankan di wilayah lain. Untuk kamtibmas sendiri, dari Polsek Kebomas sudah sering turun,” bebernya.
Beberapa bulan lalu, di Kelurahan Singosari marak terjadi pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Mayoritas sasarannya adalah rumah kontrakan atau tempat indekos. “Namun alhamdulillah sekarang sudah kondusif lagi. Kepolisian juga masif memberikan imbauan kepada kami melalui Ngopi Kamtibmas,” tutupnya.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres Gresik akan menindaklanjuti ke pemerintah daerah tentang ketenagakerjaan di wilayah Kota Santri, khususnya Kelurahan Singosari. Terkait kamtibmas, AKBP Adhitya mengingatkan tentang masalah curanmor berharap partisipasi dari masyarakat dengan adanya pos kamling dengan cara one gate, atau pemberlakuan jam.
Kapolres juga mengingatkan masalah bahaya narkoba yang cukup tinggi. Bahkan sudah menyasar kalangan pemuda. Belum lagi permasalahan gesekan antarperguruan silat yang belakangan terjadi tawuran. Para orang tua diminta aktif mengawasi anaknya. “Diawali dari keluarga lingkungan kita dengan melihat perubahan tingkah laku dalam keseharian,” tandasnya.
Menghadapi pemilu 2024, lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2002 itu berharap saling menghargai perbedaan pilihan nantinya. “Jangan sampai perbedaan menjadi saling membenci dan menjadikan konflik antar warga. Hindari perpecahan hanya karena perbedaan. Indonesia adalah negara demokrasi, perbedaan menjadi hal wajar,” tutup mantan Kapolres Blitar.(kb04)