KabarBaik.co – Sektor perikanan budidaya di Kabupaten Gresik kembali mencatat angka produksi yang impresif. Sepanjang tahun 2024, total produksi ikan budidaya mencapai 155.072 ton dengan nilai produksi lebih dari Rp 3,2 triliun. Bandeng dan Udang Vaname masih menjadi komoditas unggulan, sementara beberapa jenis ikan lain menunjukkan tren yang menarik.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresik, Bandeng tetap mendominasi dengan produksi mencapai 90.416 ton, dengan nilai produksi sebesar Rp 1,78 triliun. Sementara itu, Udang Vaname yang memiliki nilai jual lebih tinggi berada di posisi kedua dengan produksi 17.805 ton dan nilai produksi Rp 954 miliar.
Namun, bukan hanya dua komoditas itu yang menopang sektor perikanan Gresik. Kerang Hijau mencatat produksi hingga 30.851 ton, disusul oleh Kakap Putih (12.149 ton) dan Nila (7.712 ton).
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresik, melalui kepala Bidang Perikanan, Ratna, menyebut angka ini sebagai bukti bahwa potensi perikanan budidaya di Gresik masih sangat besar.
“Luas tambak di Gresik memungkinkan produksi ikan dalam skala besar. Bandeng dan Udang Vaname masih jadi andalan, tapi jenis lain juga berkembang sesuai permintaan pasar,” ujar Ratna, Kamis (6/2).
Di sisi lain, beberapa komoditas memiliki produksi yang lebih kecil namun tetap berkontribusi pada perekonomian daerah. Kerapu (6.584 ton), Patin (4.437 ton), dan Udang Windu (2.678 ton) masih memiliki pasar tersendiri, meskipun belum sekuat Bandeng dan Udang Vaname.
Meski produksi tinggi, tantangan bagi petambak tetap ada. Harga pakan yang terus naik dan kelangkaan pupuk subsidi menjadi keluhan utama. Salah satu petambak di Kecamatan Ujungpangkah, Sudarsono, mengatakan bahwa kenaikan biaya operasional membuat keuntungan semakin tipis.
“Kami bisa produksi banyak, tapi kalau ongkosnya makin tinggi dan harga jual tidak stabil, petambak tetap sulit berkembang,” keluhnya.
Dengan angka produksi yang tinggi dan tantangan yang tak sedikit, perikanan budidaya di Gresik berada di persimpangan jalan. Tanpa kebijakan yang mendukung, pertumbuhan sektor ini bisa tersendat. Namun, jika solusi bagi para petambak segera dihadirkan, bukan tidak mungkin Gresik akan semakin kokoh sebagai sentra perikanan budidaya di Indonesia.(*)