Puasa Ramadan Kita Sukses? Ini Tausiyah Doktor Filsafat dan Akidah Islam

Editor: Hardy
oleh -71 Dilihat

KabarBaik.co- Ramadan 1445 H telah berlalu. Genap sebulan umat Islam menunaikan ibadah puasa. Sejatinya, target berpuasa adalah takwa. Nah, apakah puasa kita sukses menuju atau mencapai target itu? Berikut tausiyah dari Doktor Fahruddin Faiz, dosen Filsafat dan Aqidah Islam, yang selama ini kajian-kajiannya dikenal ringan, tetapi mendalam itu.

Orang yang puasanya sukses, setelah Idul Fitri, maka menjadi orang fitrah. Cirinya cuma satu. Yaitu, takwa. Kalau menurut Ghazali, takwa itu dari akar katanya memiliki tiga makna. Pertama, takut. Karena takut menjadi hati-hati hidupnya, tidak sembrono hidupnya, takut dosa.

Jangan setelah puasa, terus kemudian Alhamdulillah sudah puasa, sudah fitri, dosa-dosa dikit nggak apa-apa. Tidak begitu. Justru harus lebih takut, khawatir kebersihannya, kefitriannya ternodai. Tapi, kalau habis puasa kok malah semborono, berarti puasanya tidak sukses.

Kedua, takwa itu bermakna taat. Sehabis puasa kemudian lebih patuh terhadap agama, lebih semangat ibadah, lebih asyik berdua sama Allah, berarti puasanya sukses. Namun, jika habis puasa malah lebih cerewet, perintah agama terus didebat, dikritik terus setiap hari. Gegeran itu, tidak masalah, tetapi ketaatan harus tetap berjalan.

Baca juga:  Tradisi Ziarah Kubro Sambut Ramadan 1445H di Sekapuk Gresik

’’Cuma kan banyak orang berhenti digegerannya. Ada orang sedekah, walah pamer itu. Ada orang salat, ah paling tidak khusyuk. Ada orang puasa, ah puasa kok diperlihat-lihatkan, puasa ya untuk diri sendiri. Kabeh dikritik, dia sendiri malas. Banyak kan orang begitu,’’ paparnya.

Ciri kesuksesan puasa yang ketiga, hatinya terjaga dari dosa. Hati saja tidak. Apalagi dosa fisik. Apalagi dosa ucapan, dosa perbuatan.

Lantas, bagaimana hikmah atau manifestasi dari puasa itu? Bukti fisik kesuksesan puasa yang pertama, akhlaknya bertambah mulia. Mereka yang menjalani puasa itu semakin berakhlak. ’’Nanti dilihat, habis puasa kok tambah sopan, tambah enak diajak ngobrol, semakin menyenangkan. Nah, itu berarti akhlaknya semakin baik,’’ ungkapnya.

Baca juga:  Biar Tidak Monoton, Contoh Ucapan Selamat Lebaran dengan 5 Bahasa Asing

’’Tapi, kalau sehabis puasa malah ngamukan, dekat saja bikin sebel, berarti ada yang tidak beres,’’ tegasnya.

Kedua, semakin pemurah dan penyayang. Kalau umat Islam sejak kecil puasa, maka idealnya menjadi rahmatan lil alamin. Kenapa? Karena tidak lagi terikat dengan dunia. Orang puasa itu menyapih hawa nafsu dan keduniaan. ’’Kalau hari ini belum muncul di dunia Islam yang pemurah dan penyayang, maka harus banyak dievaluasi (bagaimana) puasa kita,’’ ungkapnya.

Evaluasinya ke dalam. Bukan keluar. Hari ini, masih banyak orang kalau disuruh evaluasi selalu keluar. Selalu melihat orang lain. ‘’Islam itu rusak gara-gara kamu, nggak pernah (evaluasi) gara-gara aku. Jangan-jangan karena aku? Kalau ada bencana, kamu sih. Bukan karena ke aku,’’ ungkapnya.

’’Kamu sih Islamnya keras, kamu sih munafik. Selalu (evaluasinya) ke orang lain. Tidak pernah, (misalnya bilang) Astaghfirullah, jangan-jangan karena aku keliru. Jarang kan yang begitu. Orang jarang bertanya kepada dirinya, tetapi lebih menyalahkan orang lain. Itu problem kita hari ini,’’ sambung Faiz.

Baca juga:  Ratusan Calon Pengantin di Bojonegoro Bakal Menikah Saat Malam Sanga

Ketiga, watak dan karakternya semakin rajin dan disiplin dalam beribadah. Lalu, hidupnya sampai pada batas kesederhanaan. Semua secukupnya saja. Makan dan minum secukupnya. Pokoknya, apa-apa sampai pada batas yang pas. Tidak pernah berlebihan. Indikator itu berarti menjadi tanda bahwa puasanya sukses. ‘’Terus biasanya yang puasanya sukses, itu jasmaninya sehat. Itu otomatis. Rohaninya juga mantap,’’ ujarnya.

’’Ya nanti kita sama-sama evaluasi. Bukan evaluasi orang lain. Evaluasi diri kita sendiri. Kira-kiri puasa kita sukses apa tidak? Puasa membuat kita semakin jatuh cinta pada Allah atau tidak? Semakin baik perilaku kita, akhlak kita, kita semakin pemurah apa nggak?’’ pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.