Tiga Maestro Seni Banyuwangi Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia

oleh -321 Dilihat
seni banyuwangi
Para maestro Banyuwangi saat menerima penghargaan AKI.(ist)

KabarBaik.co – Kabar menggembirakan datang dari Kabupaten Banyuwangi. Tiga maestro seni asal Bumi Blambangan meraih Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) dari Kemendikbud Ristek dan Kemenparekraf RI.

Tiga seniman itu di antaranya Temu Misti, Siami dan Sunari. Mereka meraih pengharagaan sebab dianggap sebagai tokoh penggerak pelestari kebudayaan lokal.

Mendikbud Ristek, Nadiem Anwar Makarim mengatakan penyelenggaraan AKI sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada pelaku budaya di Indonesia. Khususnya yang telah berdedikasi dalam upaya pemajuan kebudayaan dan mengajak masyarakat andil pada pelestarian kekayaan budaya.

Menurut Nadiem, anugerah bagi penggerak budaya bukan hanya sekerdar penghargaan seremonial, tetapi bentuk apresiasi pemerintah ke para penggerak budaya. Di mana, penggerak budaya menjelaskan kepada masyarakat agar tetap merawat dan peradaban Indonesia terjaga.

“Ada semangat dan ajakan partisipatif ditunjukkan penggerak budaya ke masyarakat untuk berkolaborasi mengembangkan warisan kebudayaan Nusantara. Penggerak budaya menjelaskan kepada kita semua bahwa merawat kebudayaan merupakan tugas semua masyarakat agar peradaban Indonesia terjaga,” kata Nadiem.

Dalam penghargaan ini total ada 6 kategori diantaranya Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Media, Anak.

Temu Misti dianugerahi Maestro Seni Tradisi. Temu Misti merupakan penari Gandrung legendaris yang mengabdikan hidupnya untuk melestarikan tari kebanggan masyarakat Banyuwangi itu. Dengan dedikasinya, Temu Misti telah menginspirasi banyak orang untuk terus melestarikan seni tari tradisional ini.

Siami adalah Penenun Wastra Using dengan Kategori Pelestari. Siami merupakan tokoh kunci dalam dunia tenun di Banyuwangi yang menerima penghargaan kategori Pelestari. Sebagai penenun wastra Osing, Siami telah menjadi pelopor dalam menjaga keberlanjutan tenunan khas Osing.

Penerimaan Anugerah Kebudayaan Indonesia oleh Siami adalah bentuk pengakuan terhadap usahanya dalam melestarikan teknik tenun yang kuno yang hampir punah di Banyuwangi.

Selanjutnya, Senari, dia adalah Penyalin Kitab Lontar Yusuf dengan Kategori Pelestari. Senari sang penyalin Kitab Yusuf Lontar juga menerima penghargaan dengan kategori Pelestari. Kitab Yusuf merupakan manuskrip kuno yang memuat ajaran dan kisah spiritual yang penting bagi masyarakat Banyuwangi.

Melalui keterampilan dan ketekunannya, Senari telah memastikan bahwa warisan spiritual ini tetap terjaga dan bisa diakses oleh generasi mendatang. Penghargaan ini mengakui dedikasinya dalam melestarikan pengetahuan dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani juga memberikan apresiasi kepada 3 Seniman maestro.

“Selamat kepada Bu Temu Misti, Bu Siami dan Pak Senari telah mengharumkan nama Banyuwangi dengan berbagai potensi. Kami sangat bangga dengan para maestro ini yang hingga saat ini masih menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.

Dengan gelaran Festival seperti Gandrung Sewu yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya, telah banyak terlahir para penari Gandrung baru.

“Festival Gandrung Sewu merupakan proses regenerasi penari Gandrung supaya tidak terkikis dengan modernisasi. Jaman sudah berkembang namun kebudayaan juga harus dilestarikan,” imbuh Bupati Ipuk.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.