KabarBaik.co — Di tengah hiruk-pikuk PetroNite Fest 2025 yang berlangsung di SOR Tridharma Petrokimia Gresik, terdapat sebuah ruang yang menjadi pusat perhatian. Para pengunjung tertarik dengan keheningan yang diciptakan oleh ratusan pasang gambar yang larut dan tertuang dalam cerita visual.
Di sanalah, Pameran Fotografi Petronite Fest 2025 digelar. Sebuah ruang kontemplasi visual yang menyajikan potret Indonesia dari berbagai sudut.
Diselenggarakan oleh Pephoc, komunitas fotografi Petrokimia Gresik, pameran ini menjadi rutin digelar setiap tahunnya, yang sampai saat ini masih terus hidup. Tahun ini, agenda tahunan tersebut dirangkai bersamaan dengan lomba Petrokimia Gresik Photo Challenge 2025 bertema “Rise”, yang dibuka dalam tiga kategori yaitu travel, people, feature atau style life.
“Pameran kita sudah diadakan setiap tahunnya. Tahun ini kami tidak hanya memamerkan, tapi juga mewadahi kompetisi fotografi tingkat nasional,” ujar Ikhlas Purwanto, Koordinator Pameran PetroNite Fest, Minggu (6/7).
Sebanyak 220 peserta dari berbagai daerah di Indonesia turut serta, dengan 100 karya terpilih yang dipamerkan dan 9 fotografer dan karyanya ditetapkan sebagai pemenang.
“Peserta terjauh ada yang berasal dari Sumatera Utara dan Lombok,” tambah Ikhlas. Ia menyebut total hadiah mencapai Rp 8 juta, termasuk bonus cetak karya, e-sertifikat, dan e-katalog.
Namun lebih dari angka dan kategori, pameran ini berangkat dari satu misi, menumbuhkan minat fotografi dan merayakan keindahan Indonesia. “Kami ingin memperlihatkan betapa kayanya Indonesia dengan alamnya, manusianya, suasananya. Semua bisa diabadikan, dibingkai dan dipamerkan disini,” tutur Ikhlas.
Harapannya sederhana yaitu agar pameran ini tak hanya menjadi acara tahunan, melainkan tumbuh dalam kualitas dan dampak. “Kami berharap tahun depan bisa lebih banyak karya yang menggugah, tidak sekadar indah, tapi juga menggugah cara pandang kita terhadap Indonesia,” ujarnya.
Kesannya pun terasa kuat bagi pengunjung. Fikri Kurniawan, salah satu penikmat pameran, mengaku terpesona. “Seakan saya melihat wajah Indonesia dalam satu ruangan. Tinggal berjalan kaki beberapa meter, saya sudah menjelajah Lombok, Papua, Yogyakarta, Kalimantan, semua ada,” ungkapnya.
Pameran ini selain menjadi selebrasi visual, tapi juga ruang refleksi tentang Indonesia hari ini, tentang bangkitnya semangat, tentang manusia dan lanskap yang tak habis-habisnya bercerita lewat cahaya, sudut, dan ketepatan waktu.(*)