KabarBaik.co – Kabupaten Lamongan telah dikenal luas sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Di bawah kepemimpinan Bupati Yuhronur Efendi (2021-2024), Pemkab Lamongan memang telah meneguhkan komitmennya untuk dapat terus mengoptimalkan sektor ketahanan pangan.
Pak Yes, demikian sapaan akrab Yuhronur Efendi, menegaskan pentingnya pengembangan sektor pertanian dan ketahanan pangan. Berbagai dukungan mulai dari sarana dan prasarana, teknologi pertanian, pupuk, bibit hingga pelatihan untuk petani, terus digulirkan.
Semua itu, lanjut dia, bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor serta memastikan kedaulatan pangan, khususnya di Lamongan, dapat terjaga bahkan terus meningkat. Selain itu, mengatasi krisis pangan. Pak Yes menyebut bahwa kesiapan kedaulatan pangan di Lamongan dalam beberapa rentang waktu terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Berbagai program dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas keaneragaman pangan di Lamongan, peningkatan lahan bero dengan program pompanisasi yang bisa meningkatkan indeks pertanian dan NTP (nilai tukar petani) yang saat ini sebesar 116 persen. Artinya, kesiapan pangan kita (Lamongan) bisa terus naik,” kata Pak Yes belum lama ini.

Dengan luas wilayah lebih 1.752 kilometer persegi (km2), Kabupaten Lamongan menjadi kontributor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar. Berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai 31,53 persen. Sebagai lumbung pangan nasional, dengan hasil produksi padi yang konsisten berada di kisaran 1,1 juta hingga 1,2 juta ton per tahun.
Selama ini, Pemkab Lamongan terus memaksimalkan berbagai program untuk mengungkit pertanian serta kesejahteraan petani. Di tahun 2023, Pemkab Lamongan telah menyalurkan bantuan bibit padi hibrida sebanyak 12.250 ribu kilogram (kg), benih jagung 4.125 kg, benih sorgung 5.400 kg, benih cabai rawit 740 pak benih, cabai merah 165 pak benih, dan lainnya.
Sarana prasarana sebagai wujud komitmen dan dukungan terhadap optimalisasi produksi pertanian pun terus diberikan. Baik alat operasional, peningkatan jalan usaha tani, pompanisasi, normalisasi saluran irigasi, dan beragam lainnya.
Pada komoditas jagung, Lamongan juga telah mampu memenuhi kebutuhan pasar. Di tahun 2023, produksi jagung mencapai 582.662 ton dengan produktivitas 8,4 ton/ha. Angka ini bakal terus digenjot sehingga dapat terus meningkat melalui berbagai bantuan yang disalurkan Pemkab Lamongan. Mulai bantuan benih sebanyak 4.500 kg untuk luasan lahan 300 ha, mesin pertanian combain harvester, hingga stimulan pupuk sebanyak 15.000 kg.
Demikian juga komoditas sorgum. Lamongan terus konsisten berkembang. Dari hasil produktivitas sebesar 1.476 ton pada tahun 2023, dengan sentuhan tangan-tangan terampil para UMKM Lamongan telah menjadikannya sebagai salah satu produk unggulan seperti tepung sorgum, kecap, aren, gula, mie instan, roti tawar hingga lainnya.
Pak Yes mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan plan pengembangan produksi tanaman pangan lainnya. Salah satu di antaranya kedelai. Selama ini, kebutuhan kedelai cukup besar. Banyak dikonsumsi rumah tangga, konsumsi luar rumah tangga (industri), dan pembenihan. Di tahun 2023, produksi kedelai sebsar 13.213 ton, sementara kebutuhannya mencapai 16,205 ton. Artinya, masih ada potensi pasar sebanyak 2.992 ton.
Untuk menjawab tantangan tersebut, inovasi pengembangan kedelai dilakukan. Pertama, soybean village atau kawasan kedelai, yang menjadi pengembangan hulu-hilir, mulai dari pembenihan hingga pengolahan hasil dengan harga kompetitif. Kedua, pemetaan wilayah komoditas kedelai, mempunyai database potensi spesifik lokasi, dan fokus akan pengembangan kedelai (etalase kedelai Lamongan). Selain itu, ketiga, berupa diversifikasi produk kedelai, memunculkan pilihan kompetitif produk kedelai mulai dari biji sampai limbah kedelai (zero waste biogas).
Sementara itu, untuk potensi tanaman holtikultura seperti melon, semangka, cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan komoditas lainnya juga masih menjadi andalan para petani milenial. Luas kawasan holtikultura mencapai 4.829 ha. “Saat ini, pemuda Lamongan memiliki minat tinggi di bidang pertanian holtikultura, pengembangan berbasis hidroponik, dan green house yang terus berkembang di berbagai wilayah,” ucap mantan Sekda Kabupaten Lamongan ini.
Pada bidang perkebunan, didominasi tembakau, tebu, kapas, kenef, dan wijen. ’’Nilai tukar petani (NTP) sektor perkebunan pada tahun 2023 naik menjadi 111,32 dibandingkan tahun 2022, yaitu 101,67. Adanya kenaikan ini tentu menunjang kesejahteraan petani di Kabupaten Lamongan,” tandas Pak Yes yang kembali maju pada Pilkada 2024 ini.
Tanaman tembakau di Kabupaten Lamongan, berpusat di delapan wilayah kecamatan. Luas tanam mengalami peningkatan. Di tahun 2023 seluas 8.337 ha, menjadi 9.638 ha pada tahun 2024. Peningkatan ini juga tidak lepas dari dukungan Pemkab Lamongan. Salah satu intervensinya adalah dengan memberikan asuransi jaminan sosial bagi 14.304 petani tembakau. (*)
Penghargaan Anugerah Sapta Aghita (ASA) 2024. Dr. H. YUHRONUR EFENDI, M.B.A., M.Ek (KATEGORI: TOKOH PEMBINA PETANI TERBAIK)