KabarBaik.co- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sejauh ini belum juga menampakkan kondisi baik-baik saja atau stabil. Demikian juga kurs mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, hari ini (25/3) Rupiah sempat menyentuh ke level terendahnya sejak badai krisis moneter 1998. Yakni, Rp 16.642 per Dolar AS.
Di tengah kondisi ekonomi yang tengah menekan Indonesia tersebut, desas-desus dan suara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bakal mundur atau akan di-reshuflle kembali berembus. Terutama di jagad media sosial. Bahkan, tidak hanya Sri Mulyani, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto juga kena rumor serupa.
Negara Jungkir Balik: Puncak Kegelisahan dari Rumah Jamaah Maiyah Cak Nun
Sebetulnya, kabar Sri Mulyani mundur telah mengemuka sejak beberapa pekan lalu. Tepatnya, kala Sri Mulyani dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana pada 11 Maret 2025 lalu. Lalu, disusul kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang dinilai sejumlah kalangan tidak baik-baik saja.
Data APBN Januari-Februari 2025 menunjukkan sejumlah indikator yang dinilai bisa mengkhawatirkan. Di antaranya, jumlah defisit APBN yang dalam dua bulan pertama saja, ternyata sudah mencapai Rp 31,2 triliun dan pembengkakan utang negara yang begitu melejit sejak 10 tahun terakhir hingga totalnya lebih Rp 8.900 triliun.
Tidak lama setelah pengumuman APBN 2025 tersebut, IHSG terperosok hingga 5 persen pada 18 Maret 2025. Bahkan, saat itu sempat dilakukan trading halt (penghentian perdagangan sementara). Wakil Ketua DPR RI Ahmad Sufmi Dasco sampai mendatangi Burs Efek Indonesia (BEI).
Sempat muncul kabar, salah satu penyebab anjloknya IHSG kala itu adalah rumor tentang Sri Mulyani bakal mundur. Kabar itu disebut-sebut menjadi katalis anjloknya IHSG karena membuat investor menjadi ragu. Informasi yang sempat beredar, Sri Mulyani akan digantikan Wakil Menkeu Thomas Djiwandono yang merupakan keponakan Presiden Prabowo. Adapun Menko Perekonomian Airlangga Hartarto akan digantikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Setelah rumor itu makin kencang, akhirnya Sri Mulyani pun memberikan penjelasan lebih detil seputar kondisi perekomian, APBN 2025 hingga rumor tentang kemundurannya tersebut. ‘’Saya tetap ada di sini, berdiri di sini. Fokus untuk terus menjaga APBN kita bersama jajaran Kementerian Keuangan,’’ tegasnya dalam konferensi pers pada 19 Maret 2025.
Pernyataan senada juga disampaikan Airlangga Hartarto. Seusai penjelasan dan pengumuman tersebut, kondisi IHSG pun berangsur relatif stabil kembali. Namun, ternyata situasi itu tidak bertahan lama. Kemarin (24/2), bersamaan dengan pengumuman pengurus Badan Pembiyaan Indonesia Danantara, IHSG kembali terperosok. Dan, hari ini (25/3), menyusul kurs mata uang Rupiah terhadap Dolar AS yang terjerembab ke level terendah sejak krisimon 1998.
Jika Benar Sri Mulyani Mundur, Keponakan Presiden Prabowo Jadi Satu Opsi Calon Pengganti
Ada apa sebetulnya? Apakah Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto memang harus benar-benar mundur atau diganti untuk memulihkan kondisi perekonomian sekarang ini? Entahlah.
Yang jelas, dalam unggahan terbarunya di Instagram hari ini, Sri Mulyani memberikan paparan seputar pengunaaan APBN 2025 untuk program Pendidikan. Dia menyebutkan, hingga akhir Februari kemarin, anggaran pendidikan telah terealisasi sebesar Rp76,4 triliun (10,6 persen dari pagu APBN).
Total keseluruhan anggaran pendidikan pada APBN 2025 sebesar Rp 724,3 triliun (20 persen dari total APBN). Salah satu penggunaannya adalah untuk peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui program unggulan renovasi dan revitalisasi 22 ribu sekolah.
Selain itu, anggaran pendidikan APBN 2025 dimanfaatkan untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 1,1 juta siswa, Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 20,4 juta siswa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk 9,1 juta siswa, Bantuan Operasional PTN (BOPTN) untuk 197 lembaga, Beasiswa LPDP untuk 10.500 mahasiswa.
Selain itu, Tunjangan Profesi Guru (TPG) Non PNS untuk 4777,7 ribu guru, Sekolah Unggulan, Sekolah Taruna Nusantara, Sekolah Rakyat, Makan Bergizi Gratis (MBG), Digitalisasi pembelajaran.
‘’Sumber Daya Manusia adalah harta paling berharga dari suatu bangsa. Untuk itu, APBN akan terus memberikan dukungan agar kita bisa mencapai visi Indonesia Maju,’’ tulis Sri Mulyani. (*)






