KabarBaik.co- Kabar Sri Mulyani Indrawati bakal mundur dari jabatan Menteri Keuangan (Menkeu) di tengah tekanan kondisi ekonomi nasional, belakangan terus berseliweran. Beberapa media arus utama pun mengabarkannya. Apalagi jagad media sosial. Belum jelas apakah kabar itu sekadar desas-desus ataukah ke depan terbukti kebenarannya.
Yang jelas, Sri Mulyani telah menjabat Menkeu selama empat periode. Yakni, mulai masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo (Jokowi), dan sejak 20 Oktober 2024 lalu, ia kembali dipercaya menjabat Menkeu oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kabar bakal mundur itu juga sempat ditanyakan langsung wartawan kepada Sri Mulyani. Namun, perempuan kelahiran Bandar Lampung itu hanya menanggapi dengan senyum. Kabar rencana reshuffle itu juga ditepis Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Wakil ketua DPR itu mengaku belum mendengar informasi tersebut.
Jika nanti Sri Mulyani benar mundur seperti dilakukan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satriyo Soemantri Brodjonegoro belum lama ini, sejumlah kalangan telah memprediksi sosok penggantinya. Salah seorang di antaranya adalah Thomas M Djiwandono yang akrab dipanggil Tommy. Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Menkeu.
Lantas siapa Tommy? Dilansir dari laman Partai Gerindra, Tommy lahir sebagai keluarga terpandang. Ia mencoba memadukan kariernya tak jauh dari keluarga besarnya di bidang ekonomi dan politik. Ia pun bergabung dengan perusahaan dan partai pamanya di Partai Gerindra.
Tommy, lahir di Jakarta, 7 Mei 1972. Tommy adalah anak pertama dari pasangan Soedradjad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati. Ayahnya adalah mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang kini mengajar di Nanyang Technological University, Singapura. Sedangkan ibunya, Bianti, merupakan kakak kandung Presiden Prabowo Subianto. Artinya, Tommy juga merupakan cicit R.M Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank BNI 46.
Tommy telah menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Dalam pendidikan, Tommy termasuk keluarga berpindidikan dan berada. Tommy sekolah di SMP Kanisius, Menteng, Jakarta. Sementara kuliahnya di luar negeri. Ia kuliah di bidang studi sejarah di Haverford Colloge, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), dan mengambil master di bidang International Relations and International Economics di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Washington, AS.
Kariernya dimulai sebagai wartawan magang di Majalah Tempo pada tahun 1993. Lalu, pada tahun 1994 di Indonesia Business Weekly. Selain itu, Tommy pun pernah berkerja sebagai analisis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong. Pada 2006, kariernya terus meningkat saat pamannya Hashim Djojohadikusumo memintanya untuk membantu di Arsari Group dan ia menjabat sebagai Deputy CEO Arsari Group, perusahaan agrobisnis.
Di politik, Tommy terlibat dalam Partai Gerindra. Ia pernah menjadi Caleg di Provinsi Kalimantan Barat. Kini, dia menjadi Bendahara Umum Partai Gerindra. Ia pengendali kekuangan partai bentukan pamannya, Prabowo Subianto, yang kini menjadi Presiden RI kedelapan itu.
Selama Pilpres 2014, mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, peran Tommy sangat penting bagi Koalisi Merah-Putih (KMP) untuk kebutuhan logistik. Tommy sangat serius dan selalu mencatat aktivitas keuangan partai dengan sangat rapi.
Berkat kinerja Tommy yang sangat baik tersebut, Partai Gerindra dapat berbangga diri dengan mendapatkan peringkat terbaik sebagai parpol dengan laporan keuangan yang paling transparan. Partai Gerindra juga mendapatkan penghargaan dari Transparency International Indonesia dan Indonesia Corruption Watch.
Menafsir Nasihat Hati-hati dari Jokowi Atas Kebijakan Efisiensi Presiden Prabowo
Sementara itu, jumlah harta kekayaan Tommy dapat diakses publik di situs Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 2023, total kekayaan Tommy sebesar Rp 73,6 miliar. Ia melaporkan kepemilikan tanah dan bangunan senilai Rp 40,57 miliar. Terdapat satu property dalam laporan itu berupa tanah 2.646 meter persegi (m2) dengan bangunan seluas 274 m2 di Jakarta Selatan.
Dia juga melaporkan kepemilikan harta bergerak lainnya senilai Rp 1,8 miliar. Tommy melaporkan tiga kendaraan yang dimiliki. Yakni, Toyota Alphard (2019) senilai Rp 800 juta, Hyundai Staria (2024) senilai Rp 1,06 miliar, dan Lexus (2024) senilai Rp 2,35 miliar. Ia juga melaporkan kepemilikan surat berharga senilai Rp 13,07 miliar. (*)