KabarBaik.co – Sejumlah anggota Brimob Polri yang tergabung dalam Kompi Pemburu Rajawali IV menggelar reuni di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pertemuan ini menjadi ajang melepas rindu bagi para anggota dari kelompok pasukan elite bentukan Presiden Prabowo Subianto pada 1998 atau 27 tahun silam tersebut.
Suasana hangat kegiatan silaturahmi ini begitu terasa sesaat mereka menyempatkan diri berziarah ke makam salah satu anggota Kompi Pemburu Rajawali IV di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Palsigunung, Depok. Semua anggota tampak khidmat melantunkan doa ketika berdiri di depan pusara rekan seperjuangannya, alm Aiptu Djoko Purwanto, yang wafat pada 5 April lalu.
“Old soldiers never die, di mana prajurit tidak akan mengenal kata pensiun dalam pengabdian menjaga NKRI,” tegas Brigjen Polisi Gatot Mangkurat selaku Komandan Kompi (Danki) Kompi Pemburu Rajawali IV tahun 1998, Selasa (6/5).
Selain berziarah, mereka bersyukur bisa melepas rindu mengenang saat bertugas menjadi anggota Kompi Pemburu Rajawali IV. Apalagi saat ini para anggota tersebut bertugas di berbagai kesatuan Polri.
“Allhamdulilah, kita anggota Brimob Kompi Pemburu Rajawali IV bisa menggelar reuni sekaligus halal bihalal. Nah, setelahnya kita juga menyempatkan untuk berziarah ke makam rekan kita yang kemarin baru meninggal dunia,” ungkap AKBP Maslikan, salah satu anggota Kompi Pemburu Rajawali IV yang saat ini menjabat sebagai kepala Satgas Wilayah Kep Bangka Belitung Densus 88 Anti Teror Polri di lokasi TPU.
Selain menjadi ajang silaturahmi, salah satu Dantim Kompi Pemburu Rajawali IV, Brigjen Polisi Harry Kurniawan mengatakan, dalam waktu dekat buku biografi tentang terbentuknya pasukan akan terbit. Polisi berpangkat bintang satu di pundaknya ini berharap buku yang mengulas sejarah terbentuknya Pasukan Brimob Rajawali IV ini dapat mewarnai sejarah dan pengetahuan untuk para generasi muda.
Khususnya tentang bagaimana kiprah TNI dan Brimob Polri dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Insya Allah kita sedang menyelesaikan sebuah buku biografi yang isinya mulai dari proses pembentukan, pelatihan dan semasa tugas menjadi anggota Kompi Pemburu Rajawali IV,” tandas Brigjen Harry Kurniawan.
Selain akan mengulas tentang rentetan peristiwa penting seputar pengamanan Timor Timur pada masa sebelum referendum dan jajak pendapat, Brigjen Harry menambahkan bahwa buku tersebut menyuguhkan galeri foto dokumentasi, administrasi, serta sejumlah catatan kegiatan bertugas di Bumi Lorosae. Pada buku historia itu, Harry juga melengkapinya dengan kupasan tulisan profil nan ringkas milik sejumlah anggota Kompi Pemburu Rajawali IV. (*)






