KabarBaik.co – Desa Sumberberas di Kecamatan Muncar, Banyuwangi dikenal sebagai salah satu sentra penghasil ikan asap terbesar di wilayah ini. Industri rumahan yang diwariskan secara turun-temurun menjadi tulang punggung ekonomi warga pesisir.
Salah satu pengrajin ikan asap, Nuryanto, 52 tahun menceritakan bagaimana ia dan keluarga telah menggeluti usaha ini selama bertahun-tahun.
Nuryanto, yang tinggal di Dusun Sidomulyo, masih menggunakan metode tradisional dalam mengasapi ikan. Setelah dibersihkan dan dipotong, ikan dijepit dan dipanggang di atas bara api yang dihasilkan dari batok kelapa.
“Agar aromanya lebih kuat, selain serabut kelapa, saya juga memakai bonggol jagung kering,” ujar Nuryanto.
Ikan pari menjadi jenis ikan yang paling banyak diasap, meski ketersediaannya bisa bervariasi.
Dalam sehari, Nuryanto dapat mengasapi hingga 100 kilogram ikan, yang kemudian dijual dengan harga Rp 3.500 hingga Rp 4.500 per tusuk. Produknya laris di pasar-pasar Banyuwangi, menghasilkan omzet hingga Rp 3 juta per hari.
Meskipun permintaan ekspor dari negara seperti China pernah datang, kapasitas produksi terbatas menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Usaha pengolahan ikan asap ini mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pemkab menginstruksikan Dinas Perikanan untuk memberikan pendampingan bagi para pengusaha kecil ini, terutama dalam mengenalkan produk mereka ke pasar yang lebih luas. Pemkab juga menekankan pentingnya mempertahankan metode pengolahan tradisional, karena cita rasa dan aroma yang dihasilkan dinilai lebih lezat dibandingkan dengan metode modern.
Keberadaan industri rumahan ikan asap di Muncar tidak hanya menjadi kebanggaan daerah, namun juga berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dukungan pemerintah dan inovasi dalam pemasaran diharapkan mampu membuka peluang yang lebih luas bagi pengembangan usaha ini.(*)