KARYA: TITA WILUJENG ANUGRAHA
Di bawah langit cerah, kisah terukir,
Asa terpendam menanti sinar pagi.
Wahai Pemimpin, dengar jeritan kami,
Suara ini merajut harapan hangat,
Bagai embun pagi menyapa bumi.
Padi menguning, tetapi jiwa terluka,
Rakyat menanti, ke mana suaramu?
Gelombang kesedihan menyelimuti langkah,
Anak-anak lapar, cemas menanti,
Seperti bintang hilang di malam kelam.
Di pasar ramai, harga melambung tinggi,
Sebongkah nasi kini barang terkurung.
Yang tua menggaruk dompet yang tipis,
Menghitung koin, mencari secuil harapan,
Dalam sunyi terbit doa penuh pengharapan.
Di rumah-rumah, tawa kini sirna,
Keluarga menanti, perut keroncongan.
Jeritan malam merobek kesunyian,
Mencari cahaya di balik tirai kelam,
Di mana ketenangan yang kita impikan?
Suara terabaikan di tengah keramaian,
Di mana keadilan? Di mana tindakan?
Kami bukan angka, kami jiwa berjuang,
Menuntut kehidupan layak dan ceria,
Bersama kita gali harapan yang nyata.
Setiap butir nasi, cahaya yang suci,
Pantas diraih tanpa rasa takut.
Kami butuh langkah nyata, bukan janji,
Membangun ladang harapan, menanam cita,
Bersatu kita rangkai, bersama dalam cita.
Wahai Pemimpin, ajak kami bergerak,
Dari hati yang berjuang, ayo melangkah,
Menuju masa depan yang lebih cerah,
Di mana setiap jiwa berhak bahagia,
Di bawah langit biru, kita berdiri teguh.
—-
Keterangan: Karya di atas merupakan salah satu pemenang lomba literasi menulis puisi untuk Presiden bertema pangan, untuk pelajar tingkat SMP dan SMA dalam rangka rangkaian peringatan Satu Tahun KabarBaik.co
