Sederet Multiplier Effect Pembangunan Smelter Freeport Indonesia di Gresik

oleh -144 Dilihat
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (kanan) menerima audiensi Vice President Government Relations dan Smelter Technical Support Harry Pancasakti.

kabarbaik.co – Kehadiran Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik membawa harapan besar bagi peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Betapa tidak, smelter dengan desain single line terbesar di dunia ini memiliki sederet multiplier effect  untuk kemajuan daerah dan masyarakatnya. Tidak hanya untuk wilayah Kabupaten Gresik, dampak positif kehadiran smelter bisa dirasakan hingga Jawa Timur dan lebih luas lagi Indonesia.

Seperti disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono usai menerima audiensi Vice President Government Relations dan Smelter Technical Support Harry Pancasakti di Gedung Negara Grahadi, baru-baru ini.

Pj. Adhy Karyono memastikan pembangunan smelter di Kabupaten Gresik berjalan sesuai target dan berdampak positif bagi Jawa Timur. Pihaknya berharap megaproyek dengan investasi senilai Rp 48 triliun (per Desember 2024, red) itu bisa rampung tepat waktu, Mei 2024 mendatang.

Baca juga:  Tiga Petambak Siap Bertarung di Kontes Bandeng Kawak Gresik 2024

“Kami memastikan pembangunan smelter di Gresik ini bisa selesai tepat waktu dan segera beroperasi. Ini penting, karena keberadaan smelter menciptakan multiplier effect sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat, baik Gresik maupun Jawa Timur,” ujar Pj. Gubernur Adhy.

Multiplier Effect itu antara lain dari sisi lapangan pekerjaan. Tenaga kerja pembangunan smelter secara kumulatif telah menyerap sekitar 30 ribu pekerja. Bahkan, secara keseluruhan 99 persen pekerja dari Indonesia, di mana 60 persen diantaranya dari wilayah Jawa Timur.

Tidak hanya itu, di sisi kebutuhan air untuk operasional Smelter PTFI akan disuplai oleh SPAM Umbulan melalui Perumda Giri Tirta Gresik sebanyak 150 lps (liter per second). Kerjasama ini akan mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Baca juga:  Jatim Fokus Kendalikan Inflasi dari Beras, Cabai dan Bawang Merah

Sementara dari sektor UMKM, Adhy menyebutkan, perputaran ekonomi di dalamnya akan besar. Baik pada masa pembangunan smelter yang akan selesai pada Mei 2024 mendatang, maupun ketika beroperasi.

“Karena UMKM itu persaingan bisnis. Sehingga kita harapkan, UMKM harus menyambutnya dengan penuh persiapan. Saya berharap peluang-peluang UMKM ini diisi oleh masyarakat lokal,” urai pria yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur ini.

“Kita ingin setiap pembangunan di Jawa Timur berdampak langsung kepada masyarakat. Pemerintah telah berupaya membuka peluang, pemerintah daerah dan masyarakat juga harus merespon itu secara positif,” sambung Pj. Gubernur Adhy.

Baca juga:  Kronologi Perempuan Cantik di PPS Gresik Disekap dan Dianiaya Perampok, Pelaku Diduga Kenal Korban

Sementara itu, VP Government Relation & Smelter Technical Support PTFI Harry Pancasakti mengatakan, Smelter PTFI melibatkan pengusaha lokal Kabupaten Gresik dan Jawa Timur pada proyek konstruksi.

“Kerja sama dengan pengusaha kecil dan menengah untuk pengadaan barang atau jasa yang non-kritikal, serta keterlibatan perusahaan-perusahaan lokal sebagai kontraktor atau sub-kontraktor pekerjaan konstruksi,” ujar Harry Pancasakti.

Smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengna kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.