KabarBaik.co – Kasus kekerasan seksual terhadap anak kembali mencoreng wajah Kabupaten Trenggalek. Dalam setahun terakhir, dua kasus dengan tiga tersangka mencuat ke permukaan. Ironisnya, para pelaku adalah tokoh yang seharusnya menjadi panutan di bidang pendidikan keagamaan.
Kondisi ini memicu keprihatinan masyarakat menjelang Pilkada Trenggalek 2024. Wakil Ketua Bidang Sarinah DPC GMNI Trenggalek, Mamik Wahyuning Tyas, menyuarakan pentingnya pemimpin yang mampu menjamin perlindungan perempuan dan anak di tengah ancaman kekerasan yang terus menghantui.
“Pilkada tahun ini harus melahirkan pemimpin yang benar-benar peduli terhadap keamanan masyarakat, khususnya dalam memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak,” kata Mamik, Kamis (21/11).
Mamik menyoroti lemahnya perhatian pemerintah terhadap kasus kekerasan seksual yang terus berulang, baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat umum. Ia menilai perlindungan terhadap kelompok rentan ini masih sering terabaikan dalam prioritas kebijakan pemerintah.
“Isu kekerasan terhadap perempuan dan anak harus menjadi perhatian utama. Selama ini, masalah ini tidak cukup mendapat tempat dalam program pemerintah, meskipun dampaknya sangat besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kebijakan yang menjamin keadilan bagi korban, mulai dari perlindungan saksi hingga akses ke peradilan yang ramah anak. Menurutnya, langkah ini harus menjadi bagian dari komitmen pemimpin yang akan datang.
“Kami berharap pemimpin baru bisa menghadirkan kebijakan yang benar-benar memberikan rasa aman bagi masyarakat. Masyarakat berhak menjalani kehidupan tanpa rasa takut terhadap ancaman kekerasan seksual,” tambahnya.
Mamik mengingatkan bahwa perlindungan perempuan dan anak seharusnya menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan Kabupaten Trenggalek. Dengan komitmen tersebut, masyarakat dapat hidup dengan rasa aman dan terlindungi di bawah pemerintahan yang lebih responsif terhadap isu-isu kemanusiaan. (*)