KabarBaik.co – Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Batu kembali menghadapi kendala serius dalam penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Dari total 140 murid yang bersekolah di sana, hanya tersedia 11 guru untuk menangani seluruh proses belajar mengajar.
Kepala SLBN Kota Batu, Siti Muawanah, menyampaikan bahwa rasio jumlah guru dan siswa saat ini sangat jauh dari standar ideal pendidikan bagi ABK. Dengan kondisi tersebut, satu guru terpaksa menangani hingga 11 siswa dalam satu waktu. “Guru yang tersedia masih sangat terbatas, sehingga satu guru harus menangani hingga 11 siswa,” ujarnya, Sabtu (15/11).
SLBN Kota Batu telah berdiri selama sembilan tahun di Dusun Banaran, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Namun hingga kini, persoalan kekurangan tenaga pengajar belum terselesaikan. “Idealnya dalam pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus, satu guru mendampingi satu hingga dua siswa agar pendidikan berlangsung optimal dan sesuai kebutuhan individual,” jelas Siti.
Akibat keterbatasan tenaga pendidik, lanjut Siti, kegiatan belajar di SLBN Kota Batu dilakukan secara bersamaan mulai jenjang SDLB, SMPLB hingga SMALB. Kondisi ini berdampak pada kurang meratanya perhatian guru kepada siswa, terutama yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi.
“SLBN Kota Batu membutuhkan penambahan minimal 8 hingga 9 guru lagi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar secara maksimal baik itu guru ASN ataupun guru PPPK,” tegas Siti.
Menurut Siti, penyesuaian metode belajar terpaksa dilakukan berdasarkan jenis ketunaan masing-masing siswa karena keterbatasan tenaga pendidik. Meski begitu, menurutnya upaya tersebut tetap belum mampu mengimbangi kebutuhan pendampingan intensif bagi ABK.
“Keterbatasan tenaga pendidik berdampak pada kurang optimalnya pendampingan pembelajaran,” tandasnya. (*)
