Update Calon Kuat Kapolda Jatim: Ada Aroma Salatiga, Siapa Pun Terpilih Mesti Miliki Satu Syarat Ini

oleh -1259 Dilihat
TIGA KANDIDAT
DUA BINTANG: Dari kiri, Irjen Pipit Rismanto, Irjen Pol Ribut Hati WIbowo, dan Irjen Sandi Nugroho.

KabarBaik.co- Irjen Pol Imam Sugianto mendapat amanah baru. Tak lagi sebagai Kapolda Jatim, yang ditempati sejak Oktober 2023 lalu. Berdasarkan Surat Telegram (ST) Kapolri tertanggal 31 Januari 2025, perwira tinggi (Pati) kelahiran Malang, Jatim, itu dipromosikan ke jabatan baru. Yakni, Asisten Utama Kapolri Bidang Operasional (Atamaops).

Imam menggantikan Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca, yang dimutasi sebagai Pati Staf Utama Kapolri bidang Operasi (Stamapops) dalam rangka pensiun. Kabarnya, jika tidak ada perubahan, serah terima jabatan bakal digelar di Mabes Polri pada Minggu (2/2) atau Senin (3/2) besok. Dengan posisi baru itu, Imam pun resmi menyandang bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen).

Nah, sejauh ini publik belum mengetahui siapa pengganti Imam sebagai Kapolda Jatim. Sebab, dalam ST Kapolri Nomor: ST/200/I/KEP/2025 itu tidak disebut. Karena itu, beberapa media pun memprediksi sejumlah pati di Kepolisian yang berpeluang menjadi Semeru Satu, sebutan Kapolda Jatim. Tentu saja, prediksi tersebut belum tentu benar. Yang tahu pasti hanya sedikit orang. Salah seorang di antaranya tentulah Presiden Prabowo Subianto.

kabarbaik lebaran

Menebak-nebak calon Kapolda Jatim, tidak seperti menerka starting XI dalam klub sepak bola. Terlebih, Jatim merupakan provinsi dengan kategori A. Dalam beberapa kali mutasi, sosok Kapolda Jatim pun kerap tidak terduga sama sekali oleh publik sebelummya. Dan, yang mungkin paling mengejutkan dan happening, tidak lain ketika pergantian dari Irjen Pol Nico Afinta. Tentu, masyarakat sudah cukup banyak mengetahui beritanya.

Jatim termasuk salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Paling banyak memiliki kabupaten/kota. Jumlah penduduknya besar. Kompleksitas permasalahannya pun berbanding lurus. Karena itu, wajar kalau para elite di negeri ini mencari sosok untuk menjadi Kapolda yang tidak sembarangan.

Banyak kalangan tampaknya sudah mafhum, ada beberapa tantangan memimpin di Jatim. Pertama, tingkat kriminalitas. Jatim terbilang memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi. Terutama, di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan beberapa kota lain. Kejahatan itu seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, dan tindak kekerasan sering terjadi. Terlebih kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Demikian juga angka kecelakaan lalu-lintas. Karena itu, dibutuhkan strategi penegakan hukum yang efektif.

Kedua, radikalisme dan terorisme. Jatim juga menjadi salah satu wilayah yang rentan terhadap penyebaran paham radikalisme dan aksi terorisme. Beberapa kelompok diketahui aktif di provinsi ini. Dalam beberapa waktu terakhir, penangkapan-penangkapan mereka yang terduga dalam kasus terorisme juga telah dilakukan oleh Densus Antiteror. Nah, tentu saja upaya pencegahan dan penanggulangan paparan radikalisme dan terorisme juga memerlukan atensi serius.

Ketiga, konflik sosial juga masih terjadi di Jatim. Baik antarkelompok masyarakat (horisontal) maupun elemen masyarakat dengan pemerintah (vertikal). Konflik ini dapat dipicu oleh berbagai faktor. Mulai perbedaan paham, sengketa lahan, protes kebijakan, konflik perburuhan, dan sejenisnya. Beberapa kejadian menonjol tidak lain ribut antarperguruan silat. Di wilayah Jatim, kelompok-kelompok itu terbilang cukup menjamur. Demikian juga fenomena gangster.

Keempat, bencana alam atau hidrometeorologi. Jatim kerap dilanda bencana alam seperti banjir, tanah longsor, letusan gunung hingga gempa bumi. Tentu saja, bencana alam dapat menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa. Infrastruktur juga menjadi tantangan lain. Pembangunan infrastruktur di Jatim sejauh ini belum merata. Terutama di wilayah pedesaan dan kepulauan. Kondisi itu dapat menghambat masyarakat dalam mengakes layanan layanan publik hingga berpotensi terjadinya peningkatan tindak kriminalitas.

Kendati demikian, Jatim juga memiliki banyak kelebihan. Misalnya, masyarakatnya dikenal memiliki semangat gotong royong tinggi. Juga agamis. Jatim juga memiliki sumber daya alam berlimpah, Mulai pertanian, perikanan, pertambangan hingga industri atau pabrik. Potensi ekonomi pun besar. Sektor industri dan perdagangan di Jatim terus bertumbuh cukup pesat. Bahkan, kini telah ada industri smelter single line terbesar di dunia. Yakni, PT Freeport Indonesia, yang baru selesai dibangun di KEK Gresik.

Keragaman budaya juga menjadi kekayaan lain Jatim. Beragam suku, agama, dan tradisi. Dengan sejumlah tantangan dan kelebihan tersebut, tentu dibutuhkan pemimpin yang presisi seperti tagline Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Tiga Kandidat Asal Salatiga

Ada sejumlah nama Pati yang disebut-sebut sebagai calon Kapolda Jatim. Berikut beberapa nama kandidat yang dihimpun KabarBaik.co dari berbagai sumber:

1.  Irjen Pol Dr H Sandi Nugroho

Sandi lahir pada 1 Juli 1973, di Salatiga, Jawa Tengah. Ia memiliki istri bernama Eka Leny Sidik dan empat orang anak. Sejak 26 Februari 2023, Sandi menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri. Ia lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1995 sebagai lulusan terbaik. Prestasi ini menandai awal karir gemilangnya di kepolisian.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Akpol, Sandi melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 2002. Kemudian, Sandi mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri pada 2009. Sandi menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) pada 2018. Pendidikan Sespimti menjadi bekal para Pati Polri sebagai pemimpin strategis dalam mengelola organisasi kepolisian.

Perjalanan karier Sandi diawali di Polda Metro Jaya pada 1995. Setahun berselang, ia menjabat sebagai Pamapta di Polres Metro Jakarta Pusat. Pada 1997, Sandi menjabat sebagai Kepala Unit Resintel di Polsek Kebayoran Baru, dan dua tahun kemudian menjadi Kepala Unit Jatanras di Polres Metro Jakarta Selatan.

Pada tahun 2002, Sandi berpindah tugas ke Medan, Sumut. Ia menjabat sebagai Kapolsek Medan Labuhan, dilanjutkan sebagai Kapolsek Medan Baru pada 2003. Lima tahun kemudian atau 2008, naik sebagai Kepala Satuan Reskrim di Polresta Medan. Baru pada 2011, Sandi menjabat sebagai Kapolres Bandung. Pada 2016-2017, ia kembali ke Medan sebagai Kapolrestabes Medan.

Selanjutnya, untuk kali pertama Sandi mendapat tugas di Jatim. Ia dipercaya jadi Kapolrestabes Surabaya, dari 2019 hingga 2020. Nah, khusus saat dinas di Kota Pahlawan ini, dari catatan yang dirangkum KabarBaik.co, ada sejumlah prestasi yang gemilang dan mendapat banyak apresiasi kala itu. Di antaranya, ketegasan dalam memerangi tindak kriminalitas. Beberapa pelaku kejahatan terpaksa ditembak mati. Sebut saja di antaranya kasus begal sadis, gembong narkoba, residivis dan spesialis ranmor antardaerah.

Lalu, pengamanan sebanyak 100 kilogram sabu-sabu dan 11 juta pil koplo. Sandi juga dikenal sebagai Bapaknya Bonek, sebutan suporter Persebaya Surabaya. Maklum, Sandi kerap memfasilitasi nonton bareng (nobar) di sejumlah Polsek dan di Mapolrestabes Surabaya.

Di luar itu, Sandi juga dikenal sebagai perwira yang cinta lingkungan hidup. Ia getol melakukan reboisasi pohon di Kota Surabaya. Apalagi, ketika itu ratusan pohon tumbang pada musim hujan akhir 2019.

Selepas dari Surabaya, pada 2020, Sandi sempat menjadi oenyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II Bareskrim Polri. Sebagai penyidik senior, Sandi banyak menangani kasus-kasus besar. Setelah itu, menjadi Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Polri, bertanggung jawab atas pengembangan SDM di Polri. Dan, sejak 2023, ia dipercaya sebagai Kepala Divisi Humas Polri, yang bertanggung jawab atas komunikasi dan hubungan masyarakat Polri.

2, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo

Ribut Hari Wibowo, lahir 30 Juli 1974, di Magetan, Jatim. Ia lulusan Akpol 1996 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Saat ini, jenderal bintang dua itu menjabat Kapolda Jateng menggantikan Irjen Pol Ahmad Luthfi, yang saat itu diangkat menjadi Inspektur Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun, dalam Pilkada serentak 2024, Luthfi menjadi gubernur Jateng terpilih.

Ribut lulus dari Sekolah Staf dan Pimpinan Lemdiklat (Sespimmen) Polri pada 2010 Polri. Kemudian, Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri pada 2020. Ia memang mendapatkan pendidikan spesialisasi lalu lintas. Namun, Ribut lebih banyak bekerja di bidang sumber daya manusia (SDM) di Polri. Sebut saja, pernah menjabat sebagai Kasubbagkatpa Bagpangkat Robinkar SSDM Polri.

Ribut mulai diangkat sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) pada 2014. Kali pertama sebagai Kapolres di Salatiga. Sejak saat itu, Ribu beberapa kali menjabat sebagai Kapolres di beberapa daerah. Pada 2015, diangkat menjadi Kapolres Tegal. Satu tahun kemudian berpindah tugas ke Surabaya untuk menduduki jabatan  Kabagbinkar Ro SDM Polda Jatim.

Kembali menjabat sebagai Kapolresta pada 2017. Yakni, sebagai Kapolresta Surakarta. Dua tahun di Solo, Ribut terbang ke Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk menjabat sebagai Dirreskrimum Polda Kalteng. Lalu, 2019, kembali ke Mabes sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Akpol Lemdiklat Polri.

Satu tahun kemudian, pada 2020, Ribut ditunjuk menjadi Kabagmutjab Robinkar SSDM Polri dan Karobinkar SSDM Polri 2021. Kemudian, sejak Juli 2024, Ribut dipromosikan sebagai Kapolda Jateng.

3. Irjen Pol Pipit Rismanto

Pipit Rismanto lahir pada 30 Desember 1972 di Salatiga, Jateng. Pati yang sejak 27 Maret 2023 lalu menjabat sebagai Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar). Ia lulusan Akpol 1994. Berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelum menjabat Kapolda Kalbar, ia menjabat Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri

Karir Pipit di kepolisian juga terentang cukup panjang. Pada tahun 2011, Pipit pernah bertugas sebagai Kapolres Bangka. Di pulau yang kaya akan tambang timah itu, Pipit juga pernah menjadi Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada tahun 2015. Hingga kemudian pad 2021, Pipit berhasil naik pangkat menjadi Brigjen dan menjabat sebagai Dirtipidter Bareskrim Polri, sebelum diberi mendapat sebagai Kapolda.

Pipit juga memiliki rekam prestasi yang cukup cemerlang. Pada Oktober 2022, misalnya. Ia ditunjuk memimpin tim khusus (timsus) bentukan Polri untuk menyelidiki kasus gagal ginjal akut pada anak.

Pipit juga mengungkap kasus mafia tambang di Kalimantan Timur yang viral ketika itu. Kasus ini berawal dari pernyataan Ismail Bolong, mantan anggota Polres Samarinda. Pengakuan Ismail Bolong sempat viral karena menyebut dirinya pengepul batu bara ilegal dan menyetorkan uang Rp 6 miliar ke seorang petinggi Polri.

Namun, Ismail Bolong telah menarik pengakuannya. Dia mengklarifikasi bahwa ada pati Polri yang menekannya untuk membuat video pengakuan pemberian uang ke seorang petinggi Polri tersebut. Ismail Bolong juga mengaku tidak pernah memberikan uang apapun.

***

Yang menarik, dari tiga nama Pati yang disebut-sebut memiliki peluang sebagai calon Kapolda Jatim itu sama-sama memiliki aroma Salatiga. Sandi dan Pipit sama-sama kelahiran Salatiga. Adapun Ribut memang kelahiran Magetan. Namun, pernah bertugas di Salatiga.

Apakah prediksi itu benar atau tidak? Tentu menunggu kepastiannya. Yang jelas, selain tiga nama tersebut, beberapa nama lain juga tengah berkembang. Di antaranya, Irjen Pol Anwar, yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Bengkulu. Anwar adalah lulusan Akpol 1991 yang memiliki pengalaman dalam bidang sumber daya manusia (SDM). Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Karowatpers SSDM Polri,

Juga, Irjen Pol Achmad Kartiko. Saat ini, menjabat sebagai Kapolda Aceh. Kartiko lulusan Akpol 1991. Berpengalaman dalam bidang intelejen. Jabatan sebelumnya adalah Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa Dan Timur Tengah BP2MI.

Lalu, Irjen Pol Midi Siswoko Wau, Kapolda Maluku Utara. Ia adalah lulusan Akpol 1993 yang berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan sebelumnya, Direktur Energi dan Kependudukan Badan Intelejen Negara (BIN).

Lalu, ada nama Brigjen M. Sabilul Alif, yang saat ini menjadi Wakapolda Kalimantan Timur (Kaltim). Jika diangkat jadi Kapolda Jatim, maka pangkatnya tentu otomatis naik menjadi Irjen. Sabilul merupakan lulusan Akpol 1996, yang berpengalaman di bidang Lalu Lintas. Dia pernah menjadi Ajudan Wakil Presiden  RI KH Ma’ruf Amin. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakapol Banten.

Lepas siapakah jenderal yang akan menjadi Kapolda Jatim nanti, pasti mereka semua terbaik. Di kalangan awak media ada seloroh menarik. Bahwa, siapapun yang terpilih nanti mesti memiliki satu syarat tambahan ini. Yakni, selain menjalankan atkivitas rutin kedinasan, jika benar mendapat amanah Kapolda itu mesti rutin turun ke sawah. Membumi bersama petani untuk mewujudkan swasembada pangan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News



No More Posts Available.

No more pages to load.