Dalang Wanita? Tunggu Kepastian Motif Penculikan Berujung Maut Kepala Cabang BRI

oleh -14926 Dilihat
ILHAM BRI
Unggahan foto terakhir Ilham Pradipta di akun Instgaram, 2 Juli 2025.

KabarBaik.co – Kasus penculikan dan pembunuhan tragis Mohammad Ilham Pradipta, 37, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank BRI Cempaka Putih, Jakarta, belakangan menguak kabar-kabar baru. Informasi terkini yang beredar menyebutkan bahwa otak alias dalang di balik kejahatan keji ini adalah seorang wanita. Ia diduga “orang dalam”, eks bawahan yang terlibat fraud berupa kredit fiktif senilai Rp13 miliar.

Meski kabar tersebut masih menunggu konfirmasi resmi dari Polda Metro Jaya, dugaan ini telah mencuri perhatian publik dan banyak beredar melalui media sosial.

Diketahui, kejadian bermula pada Rabu (20/8), di area parkir supermarket di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Ilham yang baru saja selesai mengikuti rapat bersama rekan-rekan kantornya, menjadi sasaran penculikan. Rekaman CCTV menunjukkan, Ilham saat itu mengenakan kemeja cokelat dan celana krem, mendadak disergap sejumlah pria tak dikenal dari mobil putih yang diparkir tepat di samping mobilnya.

Dalam video itu, Ilham tampak berniat melakukan perlawanan. Namun, karena kalah jumlah, ia tak berkutik dan dipaksa masuk ke mobil pelaku di tengah suasana parkiran yang lengang karena hujan rintik-rintik.

Esoknya, Kamis (21/8), sekitar pukul 05.30 WIB, warga di Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, menemukan jasad Ilham di semak-semak area persawahan. Kondisi jenazah mengenaskan. Tangan dan kaki terikat lakban, mata ditutup lakban, serta luka-luka akibat pukulan di wajah, leher, dan dada. Autopsi di RS Polri Kramat Jati mengungkapkan bahwa penyebab kematian adalah hantaman benda tumpul di dada serta kekurangan oksigen.

Empat Pelaku Ditangkap, Satu Sempat Kabur ke NTT

Polda Metro Jaya dan tim gabungan bergerak cepat. Mereka berhasil menangkap empat terduga pelaku penculikan dalam waktu relatif singkat. Tiga di antaranya, berinisial AT, RS, dan RAH, dibekuk di Jalan Johar Baru III/42, Jakarta Pusat. Adapun pelaku keempat, EW alias Eras, ditangkap di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat berusaha melarikan diri ke kampung halamannya di Manggarai Timur. Penangkapan EW dilakukan Tim Resmob Komodo Polres Manggarai Barat bersama Unit Pamwaster tanpa perlawanan dari pelaku yang disebut bekerja sebagai debt collector di Jakarta itu.

Dalam keterangannya, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy menjelaskan, keempat pelaku itu bertugas menculik korban dan menyerahkannya kepada pihak lain, yang diduga sebagai eksekutor pembunuhan. “Empat pelaku yang sudah diamankan ini adalah yang menculik, bukan yang membunuh korban,” tegas Resa. Lalu, siapa dalang atau otaknya? Polisi masih memburu pelaku utama pembunuhan dan mendalami keterlibatan tersangka lain.

Dugaan Motif Fraud Kredit Fiktif

Rumor yang berkembang di media sosial dan beberapa sumber menyebutkan bahwa otak di balik penculikan ini adalah seorang wanita, diduga eks bawahan Ilham. Wanita ini disebut-sebut terlibat dalam kasus kredit fiktif senilai Rp13 miliar, yang diduga terdeteksi oleh Ilham. Untuk mencegah kejahatannya terbongkar, wanita tersebut diduga menyewa preman bayaran untuk menculik Ilham. Namun, entah bagaimana ceritanya, aksi penculikan berujung pada kematian korban dalam kondisi tragis.

Desas-desus lain yang juga beredar, kabarnya dalang kejahatan itu sudah berhasil diringkus polisi. Namun, tim Polda Metro Jaya disebut masih melakukan pendalaman. Konferensi pers untuk merilis perkembangan terbaru kasus yang menjadi atensi publik itu kemungkinan dalam beberapa hari ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank BRI Hery Gunardi juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Dalam rapat bersama Komisi VI DPR, ia mengaku telah melihat rekaman CCTV penculikan dan menyatakan pihaknya menunggu keterangan resmi dari petugas berwenang. “Apakah itu berkaitan dengan penagihan atau bagaimana, kami belum dapat. Polisi sedang melakukan pendalaman untuk itu,” ujarnya.

Unggahan Terakhir Korban

Sementara itu, pada 2 Juli 2025, Ilham sempat mengunggah foto dirinya menunggang sepeda motor hitam dengan pakaian hitam di akun Instagramnya. Foto itu diberi caption singkat dalam bahasa Inggris: “Direction more important than speed”. Jika diterjemahkan artinya arah atau tujuan lebih penting daripada kecepatan.

Unggahan itu seolah menyiratkan makna mendalam bahwa kita bisa bergerak sangat cepat, tapi jika arahnya salah, maka kita tidak akan sampai ke tujuan yang diinginkan. Sebaliknya, dengan arah yang benar, meski lambat, kita akhirnya akan mencapai tujuan. Ungkapan ini menekankan pentingnya strategi, perencanaan, dan fokus pada tujuan yang tepat daripada hanya terburu-buru tanpa arah yang jelas.

Dalam kolom komentar, sangat banyak netizen yang turut berbela sungkawa atas meninggalnya Ilham dan mendoakan semoga almarhum husnul khatimah serta ditempatkan di surga-Nya. Rata-rata mereka mengenal Ilham sebagai sosok yang baik dan ramah. Karena itu, banyak yang ikut terpukul dan berduka atas kepergiannya.

Dari berbagai informasi, Ilham adalah alumnus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), program studi Agribisnis Fakultas Pertanian. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih duduk di kelas IV dan II sekolah dasar (SD). Sebelum berkarier di Bank BRI, Ilham juga dikabarkan sempat menjadi seorang penyiar radio Metro FM dengan nama udara Dipta.

Puspita Aulia, istri Ilham, kepada awak media sempat mengungkapkan kesedihan sekaligus kebingungan mendalam. “Kenapa suami saya yang katanya baik justru diperlakukan tidak baik?” ujarnya lirih seusai pemakaman Ilham di TPU Situgede, Kota Bogor. Ia berharap polisi dapat segera mengungkap dalang dan motif di balik kejahatan ini, serta memberikan hukuman setimpal kepada pelaku.

Kini, publik menanti konferensi pers dari Polda Metro Jaya untuk mendapatkan kejelasan tentang dalang sebenarnya, motif pasti, dan kronologi lengkap kematian tragis Mohammad Ilham Pradipta. Yang pasti, tindak kejahatan sekecil apa pun tidak boleh dibiarkan dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan hukum. Apalagi kasus yang merenggut nyawa dengan cara begitu keji dan biadab. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.