Pemkab Bojonegoro Sebut 80 Persen KPM Gayatri Sudah Panen Telur Setiap Hari

oleh -245 Dilihat
WhatsApp Image 2025 09 22 at 12.51.09
Salah satu KPM Gayatri memanen telur. (Foto: Shohibul Umam)

KabarBaik.co – Sebanyak Rp 88 miliar telah dianggarkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro untuk program Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri) pada Tahun Anggaran 2025. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bojonegoro menyebut, rata-rata 80 persen keluarga penerima manfaat (KPM) telah merasakan manfaat berupa panen telur setiap hari.

Menurut Fajar Dwi Nurrizki, kepala Kidang Peternakan Disnakan Bojonegoro, total penerima program Gayatri di Kabupaten Bojonegoro pada tahun ini mencapai 5.400 KPM, yakni 400 KPM pada APBD induk dan 5.000 KPM pada P-APBD 2025. Sementara, untuk jumlah ayam petelur yang disalurkan masing-masing KPM mendapatkan 54 ekor ayam berserta kandang dan pakan sejumlah 400 kg.

“Secara prosentase sudah diatas 80 persen untuk produktifitas telurnya, karena setiap KPM menerima 54 ekor ayam, dan rata-rata per KPM sudah menerima 44 telur perhari pada rekap bulan Agustus kemarin,” ujar Fajar, Senin (22/9).

Fajar menjelaskan, beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro paling produktif dalam mengelola program Gayatri. Seperti Kecamatan Sekar, Ngambon, dan Bubulan, sesuai dengan tahapan distribusi yang menerima lebih dahulu.

“Untuk di bulan September ini laporan dari tim di lapangan belum selesai, biasanya awal bulan depan untuk laporan di bulan ini. Semoga bisa lebih meningkat produktifitas telur dari program ini,” harap Fajar.

Menurut Fajar, penyaluran program Gayatri bersumber dari tiga alokasi, yakni alokasi dana desa (10 persen dari total ADD), dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro. Tahun ini, APBD mengalokasikan Rp 88 miliar untuk mendukung program tersebut.

“Harapannya program Gayatri bisa mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga warga Bojonegoro semakin produktif,” kata Fajar.

Salah satu KPM asal Desa Piyak, Kecamatan Kanor mengatakan, program ini sangat membantu dirinya mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Sebab, saat ini dalam sehari dia bisa memanen 45-50 butir atau sekitar 3 kilogram telur.

“Kalau sekarang panennya tiap hari bisa dikatakan sudah 100 persen. Kalau dulu ya produktivitasnya bertahap mulai dari 1 butir telur, kemudian terus bertambah setiap harinya sampai seperti sekarang ini,” bebernya.

Menurutnya, hasil telur yang ia panen dijual pada toko kelontong dengan kisaran harga Rp 24.500 hingga Rp 26.000 per kilogram. “Ya, sedikit banyak setiap hari pasti disisihkan, ke depan kan juga harus mandiri untuk membeli pakan sendiri, terlebih dua tahun lagi juga harus regenerasi ayamnya jika sudah tidak bertelur,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Shohibul Umam
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.