Tes Kenaikan Sabuk, Pesilat di Gresik Tewas Dikeroyok Senior

oleh -1082 Dilihat

GRESIK – Kabar duka datang dari perguruan silat di Kabupaten Gresik. Aktivitas latihan pencak silat berupa tes kenaikan sabuk memakan korban.

Korbannya adalah M Aditya Pratama (20) asal Desa Semampir, Kecamatan Cerme. Pemuda itu tak sadarkan diri akibat dikeroyok saat tes kenaikan sabuk dan meninggal dunia setelah dua hari menjalani perawatan di rumah sakit, Senin (9/10/2023) malam.

Suasana duka masih menyelimuti kediaman pemuda tersebut. Ngatrip (48) dan Suhartini (46) orang tua korban masih tidak menyangka putra semata wayangnya sudah tiada. Sanak saudara berdatangan mengucap bela sungkawa.

Ngatrip bercerita, peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu malam (7/10/2023). Bakda salat Maghrib, sang anak berpamitan untuk pergi latihan kenaikan sabuk di Jalan Poros Desa Cerme Kidul. “Anak saya kan sabuk kuning mau naik sabuk biru, jadi pamit katanya ada tes,” bebernya lirih, Selasa (10/10/2023).

Baca juga:  20 Wajah Baru Anggota DPRD Gresik Hasil Pileg 2024

Seperti biasa, Ngatrip tidak menaruh curiga atau prasangka buruk apapun. Tetiba sekira pukul 01.30 dini hari Minggu (8/10/2023), teman – teman korban mendatangi rumah Ngatrip dan memberi tahu bahwa Aditya sudah tidak sadarkan diri dibawa ke Puskesmas Cerme.

“Setelah dikasih tahu teman – teman anak saya, saya langsung pergi ke puskesmas namun ternyata sudah dirujuk ke RSUD Ibnu Sina. Saya pun bergegas mengecek, anak saya sudah kondisi tidak sadarkan diri,” cerita Ngatrip.

Di rumah sakit, ia mengaku ditanyai kronologi peristiwa yang menimpa anaknya. Akan tetapi Ngatrip mengaku tidak tahu-menahu. Bahkan, hingga saat ini dirinya dan keluarga juga belum tahu secara pasti apa yang terjadi pada Aditya Pratama.

Baca juga:  5 Rekomendasi Wisata Alam di Gresik

“Sampai sekarang saya belum tahu kejadiannya, saya pasrahkan ke polisi dan pengacara. Informasinya para tersangka sudah diamankan, ada yang masih di bawah umur, masih sekolah. Jadi saya harap ini bisa diproses sesuai hukum yang berlaku. Agar tidak ada kejadian serupa,” imbuhnya.

Masih menurut Ngatrip, anaknya mengalami sejumlah luka di bagian kepala. “Luka dalam. Dari hasil radiologi, kata dokter ada beberapa luka di bagian kepala. Ada di beberapa titik. Detak jantungnya normal, tapi ada luka dalam di kepala itu yang jadi penyebabnya,” tukasnya.

Karena kondisi yang terus menurun, korban akhirnya mengembuskan nafas terakhir usai menjalani dua hari perawatan di RSUD Ibnu Sina. “Setelah diautopsi, jenazah langsung kami makamkan, Selasa dini hari. Mohon doanya semoga khusnul khotimah,” tutupnya.

Baca juga:  Digoyang Gempa Susulan, Masjid Jamik di Pulau Bawean Gresik Ambruk

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan membenarkan adanya kejadian tersebut. Pihaknya juga sudah melakukan olah TKP. “Sudah ada enam orang yang kami tetapkan sebagai tersangka dan dikenai Pasal 170 KUHPidana,” tuturnya, Selasa (10/10/2023).

Para tersangka adalah D (17) asal Desa Iker-iker, AS (20) Desa Dungus, RM (20) Desa Kambingan, ARG (15) Desa Gedangkulut, S (19) Desa Wedani dan HS (17) Desa Cerme Kidul. Seluruh tersangka dari Kecamatan Cerme, Gresik.(kb04)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.