Unggah Logo PCO Bersama Wamendagri, Kepala Jubir Istana Hasan Nasbi Tetap Dirujak Warganet

oleh -566 Dilihat
HASAN NASBI DAN WAMENDAGRI
Hasan Nasbi dan Wamendagri Bima Arya (kanan) (Foto Capture IG)

KabarBaik.co- Sorotan dan kecaman terhadap Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, belum juga meraea. Tidak hanya warganet yang terus memberikan sorotan melalui komentar di akun media sosial Hasan Nabsi. Para petinggi seperti ketua DPR, pesohor, mantan Menteri, bahkan dari Presiden Prabowo Subianto.

Mantan Menko Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menilai, pernyataan Hasan Nasbi saat menanggapi terror kepala babi ke Redaksi Tempor dengan berujar dimasak saja itu sangat buruk. Bahkan, merusak wajah pemerintah. ‘’Masak begitu sih pemerintah menanggapi?’’ kata guru besar asal Madura dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Datu Creator, kemarin (25/3).

Ketua DPR Puan Maharani juga meminta pemerintah, termasuk Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, untuk memberikan tanggapan dan informasi yang benar dan dengan cara yang baik kepada masyarakat. ’’Kami harapkan semua jajaran kementerian dan juga juru bicara kepresidenan mengikuti apa yang diperintahkan oleh presiden. Bisa memberikan informasi yang baik, yang benar, yang jelas kepada masyarakat terkait dengan program-program pemerintah,’’ ungkapnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/3).

kabarbaik lebaran

Pengusaha Geizs Chalifah juga turut menyemprot Hasan Nasbi. Mantan komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu menilai Hasan Nasbi memiliki sikap yang arogan dan tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai pejabat publik. “Keangkuhannya melebihi kapasitasnya. Tengil dan degil,’’ tulis Geizs di media sosial X @GeizsChalifah (26/3)

Persoalan seputar buruknya komunikasi pemerintah itu disebut-sebut juga menjadi salah satu atensi serius Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3). Pada pertemuan tersebut, Presiden kembali mengingatkan para jajaran kabinetnya untuk memperbaiki komunikasi pemerintah kepada publik.

‘’Pemerintah tidak antikritik, tetapi bahwa narasi kan juga harus dibangun dengan narasi yang baik. Jangan sampai opini, orang itu berasumsi. Asumsi orang itu tidak bisa kita kontrol. Jangan sampai dia dapat berita sepenggal, kemudian berasumsi negatif kan nggak bagus,” kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menirukan pesan Presiden ditemui wartawan.

Dia mengatakan, ada banyak prestasi yang berhasil dicapai pemerintah dalam 5 bulan terakhir. Misalnya dari sektor pertanian, ketersediaan pupuk untuk petani, surplus beras, dan harga gabah yang berkeadilan untuk petani. Adapun negara lain seperti Filipina, Malaysia, Jepang, itu sekarang lagi krisis beras. ‘’Kita juga mengalami El Nino dan La Nina yang sama, tetapi kita sekarang di posisi yang lebih aman, jauh lebih aman dibandingkan mereka. Itu kan satu hal yang positif, yang secara komunikasi harus disampaikan,” ujarnya.

Saat ditanya tentang komentar pejabat publik yang kerap kontraproduktif, Sudaryono mengakui memang perbaikan-perbaikan dalam cara berkomunikasi itu perlu terus dilakukan.“Kami perbaiki saja. Jadi, kalau saya, dari porsi saya, anda bisa lihat dari sosial media saya, kami tone-nya positif. Karena memang, kalau ada yang baik, kami sampaikan baiknya. Kalau yang nggak baik, kami perbaiki,” ungkapnya.

Meski mendapat kecaman dari banyak tokoh dan warganet, namun sejauh ini belum terdengar upaya pemintaah maaf dari Hasan Nasbi. Justru, dalam beberapa kesempatan, alumnus FISIP UI itu cenderung defensuf. Namun, tetap saja penjelasannya tidak bisa diterima. ”Persoalannya Anda itu pejabat negara, wakil pemerintah, wakil Istana, bukan korban atau pengamat! Dari situ masak tidak paham,” kata warganet.

Sementara itu, ddalam akun Instagramnya, Hasan Nasbi mengunggah foto bersama Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya. ‘’Menjelaskan arti logo PCO kepada Mas Wamendagri @bimaaryasugiarto,’’ tulisnya di akun @hasan_nasbi, Selasa (25/3). Namun, unggahan itu kembali ‘’diserang’’ ratusan netizen. Mayoritas tidak mengomentarri unggahan itu, melainkan mengaitkannya dengan kepala babi dan masakan babi. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.