KabarBaik.co – Budi daya lele milik Pondok Pesantren Abdul Hadi di Desa Ngudirejo, Diwek, Jombang, kini tumbuh pesat dan menjadi salah satu pemasok utama kebutuhan ikan segar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tingginya permintaan membuat produksi lele di pesantren tersebut terus meningkat dan berjalan nyaris tanpa jeda.
Pengelola budidaya, Ahmad Syaikhu, mengatakan setiap hari pihaknya menyiapkan pesanan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan program MBG.
“Panen ada orderan 3 ton, jadi kita sediakan setiap hari,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela panen lele, Sabtu (15/11).
Selain memasok kebutuhan MBG, pasar lokal juga menjadi konsumen tetap. Harga lele segar dari kolam dibanderol Rp 20 ribu per kilogram.
“Untuk pasar lokal, 5–6 kwintal kita sediakan semuanya,” tambahnya.
Produk lele di pesantren ini berasal dari benih berukuran 7–9 cm. Dengan perawatan intensif, ikan bisa dipanen dalam waktu 3 hingga 3,5 bulan. Kualitas menjadi prioritas, termasuk dalam pemilihan pakan.
“Kita gunakan pelet Safir harga Rp 375 ribu per sak. Tidak memakai alternatif pakan sama sekali, karena bisa berpengaruh ke kualitas daging dan bobot,” terang Syaikhu.
Budidaya ini telah berjalan selama 3,5 tahun dan berada di bawah naungan pengasuh pesantren, KH Ahmad Machrus. Saat ini terdapat 80 kolam yang seluruhnya digunakan untuk budidaya. Lele diberi pakan lima kali setiap hari untuk memacu pertumbuhan optimal.
Menurut Syaikhu, hadirnya program MBG membawa dampak positif bagi serapan produksi.
“Alhamdulillah, serapan panen meningkat. Banyak SPPG yang minta ikan segar hidup untuk kebutuhan MBG. Ikan yang sudah dibersihkan juga kita siapkan sesuai permintaan,” ujarnya.
Selain memasok ikan segar, pesantren juga mulai mengembangkan produk olahan berupa lele bersih siap masak yang telah dibumbui dan dikemas.
Dengan kapasitas produksi yang terus tumbuh dan permintaan yang stabil, budidaya lele di Pondok Pesantren Abdul Hadi kini menjadi salah satu contoh kemandirian ekonomi berbasis pesantren. (*)
