KabarBaik.co – Lapas Kelas I Surabaya menunjukkan komitmennya mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo dengan meresmikan Galeri Hasil Karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Klinik Pratama serta memulai program ketahanan pangan. Hal ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan pelayanan pemasyarakatan yang lebih berdampak.
“Harapan kami adalah agar kegiatan ini dapat menghasilkan output dan outcome yang bermanfaat bagi organisasi. Terutama untuk mendukung proses transformasi organisasi yang sedang berlangsung,” ungkap Plt. Dirjen Pemasyarakatan, Y Ambeg Paramarta.
Sementara itu menurut Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono, Lapas Surabaya akan mengelola lahan seluas 3.800 meter persegi untuk ditanami jagung dan sayuran. Lahan yang sebelumnya tidak produktif itu kini menjadi potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan di lingkungan lapas. “Lahan yang selama ini tidak difungsikan nantinya akan ditanami tanaman pangan seperti jagung dan sayuran,” jelas Heni, Kamis (28/11).
Melalui program ini, Lapas Surabaya berharap dapat memenuhi kebutuhan dasar pangan WBP dan pegawainya. Selain itu, hasil dari kebun ini juga bisa dijadikan makanan alternatif untuk meningkatkan kualitas gizi warga binaan.
“Minimal dapat memenuhi kebutuhan dasar maupun dapat menjadi extra fooding atau makanan alternatif untuk warga binaan dan pegawai,” tambahnya.
Tidak hanya ketahanan pangan, Lapas Surabaya juga mengoptimalkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan fasilitas klinik. Klinik Pratama yang baru diresmikan dirancang untuk melayani masyarakat sekitar selain WBP dan petugas lapas.
“Klinik pratama yang ada akan ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan membuka klinik yang dapat diakses langsung oleh masyarakat di sekitar lapas,” lanjutnya.
Heni menyebutkan, dengan fasilitas yang terintegrasi BPJS Kesehatan, WBP dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang lebih mudah dan optimal. “WBP yang sebelumnya telah terdaftar sebagai peserta BPJS, dapat memanfaatkan layanan BPJS di klinik lapas,” jelasnya. Selain itu, klinik juga akan menerima dana kapitasi setiap bulan sesuai jumlah peserta yang terdaftar.
Lapas Surabaya juga meluncurkan Galeri Hasil Karya WBP sebagai simbol kreativitas dan semangat warga binaan. Galeri ini menampilkan berbagai produk, mulai dari kerajinan tangan, lukisan, hingga meubel. “Galeri ini bukan hanya sekadar tempat memamerkan hasil karya, tetapi juga simbol semangat dan kreativitas para warga binaan,” terang Heni.
Kepala Lapas Surabaya, Jayanta, menambahkan bahwa galeri ini diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap proses rehabilitasi WBP. “Setiap karya diproduksi dengan keterampilan dan ketelitian tinggi, mencerminkan dedikasi dan usaha keras para pembuatnya, dalam hal ini warga binaan,” ujarnya.
Jayanta juga mengajak masyarakat untuk membeli produk yang dipamerkan di galeri sebagai bentuk dukungan. Ia berharap langkah ini dapat memotivasi warga binaan untuk terus berkarya dan membuktikan potensi mereka. “Galeri ini juga menjadi bukti bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah dan berkembang menjadi lebih baik, asalkan diberikan kesempatan dan bimbingan yang tepat,” pungkasnya. (*)