Masjid Al Mukhlisin Menjadi Bukti Sejarah Pusat Penyebaran Islam di Kota Batu Sejak Masa Pangeran Diponegoro

Reporter: P. Priyono
Editor: Gagah Saputra
oleh -86 Dilihat
Masjid Al Mukhlisin

KabarBaik.co – Kota Batu yang merupakan salah satu dataran tinggi pegunungan di Jawa Timur nampaknya menyimpan sejarah dalam penyebaran agama Islam. Di mana, masa penyebarannya saat terjadi agresi militer tentara Belanda yang menjajah negara Indonesia ratusan tahun lalu.

Saksi sejarah ini adalah Masjid Al Mukhlisin yang berada di Jalan Lahor, Dusun Macari, merupakan masjid tertua di Kota Batu. Masjid tersebut dibangun pada masa Perang Diponegoro diperkirakan pada 1831 Masehi sehingga 2024 ini berusia 193 tahun.

Bahkan, jika dilihat dari struktur bangunannya, berdasarkan informasi dari masyarakat setempat. Dulunya, masjid tersebut berbentuk joglo seperti yang berada di Demak.

Baca juga:  KPU Kota Batu: Anggota Dewan Wajib Mundur saat Daftar Pilkada

Maka, dari keberadaan masjid Al Mukhlisin tersebut diyakini oleh masyarakat bahwa Dusun Macari menjadi salah satu jejak peninggalan peradaban Islam di sana yang masih ada hingga kini.

Menurut keterangan Ketua Takmir Masjid Al-Mukhlisin, Choirul Anam, bahwa renovasi atas masjid itu sebanyak empat kali. Dan, renovasi kali pertama dilakukan pada 1950, lalu 1975, 1996 hingga terakhir pada 2014 dan bertahan sampai sekarang.

“Renovasi total dilakukan pada tahap ketiga (1996). Yang masih dipertahankan. Seperti bangunan pilar hingga cekungan mihrab kuno (ruangan imam, red). Meski takmir masjid telah membuat mihrab baru yang lebih luas,” terangnya, Jumat (29/3).

Choirul menuturkan sejumlah kisah menarik pada saat renovasi tahun 1996 itu. Di mana saat warga memotong salah satu kayu jati yang digunakan sebagai pilar bangunan, terdapat seikat batang lidi ditanam di dalamnya.

Baca juga:  Sambut Liburan Idul Fitri, Taman Wisata di Kota Batu Terus Berbenah

Bahkan, tidak ada yang tahu maksud dan tujuan batang lidi itu ditanam. Namun warga percaya penanaman batang lidi itu memiliki makna filosofis dan spiritual tersendiri.

”Meski begitu, kami sepakat tiang penyangga dari kayu jati semula itu diganti dengan pilar cor. Namun batang lidi itu kami kembalikan, ditanam lagi,” ujar Choirul.

Selain itu, jejak masa lampau yang bisa dijumpai di Masjid Al-Mukhkisin adalah roda tank. Peninggalan roda tank ini juga tak lepas dari sejarah panjang penjajahan Belanda yang juga merambah di Kota Batu.

Baca juga:  Hai Traveler, Mau Libur Lebaran ke Kota Batu? Hati-hati Melewati Jalur Ini

Di sisi lain Dusun Macari inilah, diyakini menjadi salah satu basis komando pasukan santri saat agresi militer ke-2. Dan, Pangeran Diponegoro telah mengutus para muridnya untuk menyebar ke seluruh penjuru Jawa untuk menyebarkan agama Islam.

Lebih dari itu, sebenarnya siapa yang membangun masjid Al Mukhlisin itu hingga dakwah dan syiar agama Islam. Salah satu sumber menyebutkan bahwa yang membangun adalah salah satu murid Pangeran Diponegoro yang bernama KH Zakaria.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.